JAKARTA, KOMPAS—Kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat menjadi kunci agar terhindar dari penyakit tidak menular. Selain pemenuhan asupan gizi seimbang, warga juga dianjurkan memperbanyak aktivitas fisik.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyatakan hal itu saat menyampaikan sambutannya dalam acara puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2018 di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (18/11/2018).
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi penyakit tak menular, seperti diabetes 8,5 persen atau naik dari 6,9 persen pada 2013. Prevalensi hipertensi naik 25,4 persen pada 2013 menjadi 34,8 persen pada 2018.
”Hal itu menjadi sumber munculnya penyakit jantung dan gagal ginjal. Tentu biaya kesehatan lebih mahal. Jadi, kami dorong ke arah preventif, tapi harus dimulai dari kita sendiri. Kalau perilaku kita belum berubah, tidak ada guna,” ujarnya.
Nila menambahkan, meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular dipengaruhi asupan gizi yang diperlukan tubuh tidak dipenuhi dengan seimbang. Makanan bernilai gizi seimbang menurut rekomendasi Kemenkes harus mengandung karbohidrat, protein, dan vitamin dikemas pada program Isi Piringku.
Gizi seimbang
Program itu mensyaratkan takaran makanan seimbang dalam satu piring, setengahnya diisi makanan mengandung karbohidrat dan protein. Makanan mengandung karbohidrat selain nasi bisa digantikan jagung, umbian, dan sagu. ”Protein tak hanya daging sapi, ada juga banyak ikan kaya protein,” ucapnya.
Setengah bagian piring lain dilengkapi makanan mengandung vitamin dari sayur dan buah. ”Ternyata (sebagian besar) orang Indonesia tak mau makan sayur dan buah. Padahal, kita kaya luar biasa,” kata Nila.
Ternyata (sebagian besar) orang Indonesia tak mau makan sayur dan buah. Padahal, kita kaya luar biasa.
Pola makan sehat itu bisa menekan prevalensi penyakit tidak menular. Data Riskesdas 2018 menunjukkan tingginya prevalensi penyakit tidak menular dipengaruhi, antara lain, merokok, konsumsi minuman beralkohol, kurang aktivitas fisik, dan kurang mengonsumsi sayur. Prevalensi merokok pada 2013 sebesar 7,2 persen, naik menjadi 9,1 persen pada 2018 dan konsumsi alkohol tahun 2013 sebesar 3 persen, naik menjadi 3,3 persen.
Melalui program gerakan masyarakat sehat, warga dianjurkan meluangkan waktu beraktivitas fisik minimal 30 menit tiap hari. Aktivitas fisik ringan dilakukan dengan cara, antara lain, jalan santai, berjalan cepat, dan senam. Riskesdas 2018 menunjukkan aktivitas fisik warga hanya 33,5 persen, sedangkan pada 2013 aktivitas fisik warga 26,1 persen.
Indonesia bergerak
Untuk mendorong masyarakat membiasakan pola hidup sehat, Kemenkes juga melaksanakan berbagai kegiatan sehat di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kegiatan itu antara lain jalan sehat, senam bersama, dan pelemparan bola bertuliskan "Indonesia Bergerak".
Pada kesempatan sama, kegiatan makan bersama yang diikuti 3.824 peserta dari Kemenkes, rumah sakit di Jakarta, dan organisasi masyarakat, digelar. Kegiatan makan bersama itu memecahkan rekor Makan Bersama Bekal Isi Piringku dari Museum Republik Indonesia (MURI) dengan jumlah peserta terbanyak.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Widyawati menjelaskan, makan bersama itu bertujuan melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat program isi piringku agar warga makin sadar pentingnya mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Nila menambahkan, untuk mewujudkan cita-cita bersama menjadikan Indonesia sebagai bangsa maju, generasi muda harus sehat secara rohani dan jasmani agar mampu bersaing dengan negara lain di tingkat global. Karena itu, kecukupan asupan gizi sejak masa kehamilan, usia bayi, dan anak penting dilakukan.
"Kesehatan generasi bangsa ditentukan bagaimana penerapan pola makan isi piringku di setiap keluarga Indonesia," katanya. (STEFANUS ATO)