Mantan Pekerja Media Ditemukan Tewas dalam Tong Sampah
Oleh
Ratih P Sudarsono / Wisnu Aji Dewabrata
·3 menit baca
Seorang mantan pekerja media ditemukan tewas dalam tong sampah di Bogor, Jawa Barat. Meski polisi belum memastikan penyebabnya, warga menduga dia korban pembunuhan.
BOGOR, KOMPAS Pemulung berinisial SA (56) menemukan mayat dalam tong sampah di Kampung Narogong, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jenazah laki-laki itu ditemukan dengan posisi kepala di bawah dan anggota badan lain di atas. Saat ditemukan SA, tong sampah itu dalam kondisi miring tertutup rapat berbalut lakban hitam.
Jasad yang ditemukan SA itu adalah seorang yang diduga bernama Abdullah Fitri (42). Rekan korban saat bekerja di salah satu perusahaan media Joko Intarto terkejut mengetahui hal ini. Menurut Joko, Minggu (18/11/2018) malam, Abdullah beberapa kali bekerja di perusahaan media yang berbeda-beda. Joko berharap polisi segera mengungkap kasus ini.
Sementara itu, Kepala Polres Bogor Ajun Komisaris Besar AM Dicky Pastika Gading berharap penyidik secepatnya mengungkap kasus ini. ”Beri waktu kepada penyidik bekerja mengungkap kasus ini sehingga kami bisa segera menangkap pelaku. Kasihan keluarga korban kalau kami tidak segera mengungkap,” katanya.
Lokasi penemuan mayat di tong sampah kemarin terjadi di pinggir jalan di Kawasan Industri Kembang Kuning. Saat penemuan belum banyak warga yang menjalankan aktivitas pada pukul 06.00.
Tong sampah yang menjadi tempat pembuangan mayat itu serupa dengan tong tempat mayat ditemukan pada hari Senin (25/1/2018) di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Selain sama-sama biru, bahan dua tong sampah dari plastik.
Saat itu, warga menemukan mayat perempuan yang diperkirakan berusia 35-40 tahun, berrambut hitam sebahu, serta berkulit putih (Kompas, 27/1/2018). Setelah penemuan mayat itu, belum ada pemberitaan berikutnya terkait hal itu.
Pelaku dikenal korban
Psikolog forensik Kasandra Putranto hari Minggu di Jakarta, mengatakan, di Indonesia, 80-90 persen pembunuhan dilakukan oleh pelaku yang mengenal korban. Umumnya pembunuhan di Indonesia dilakukan orang yang dikenal dengan motif ekonomi, asmara, atau dendam.
”Penyebab kenapa sering terjadi pelaku kenal dengan korban karena kejahatan yang banyak dipicu oleh situasi dan kondisi kehidupan sehari-hari,” ungkap Kasandra.
Menurut Kasandra, di luar negeri pelaku pembunuhan yang tidak dikenal oleh korban lebih banyak dan motifnya lebih beragam, misalnya ada yang karena alasan ritual atau karena kepercayaan.
Psikolog forensik Reza Indragiri Amriel menuturkan, motif emosional bisa menjadi pendorong pembunuhan, seperti tersangka HS (23) dalam kasus pembunuhan di Bekasi, pekan lalu. HS diduga juga memiliki motif ingin menguasai harta korban. Hasil interogasi polisi, HS membunuh empat orang sekeluarga karena sakit hati akibat kata-kata korban, suami istri Diperum Nainggolan (38) dan Maya Ambarita (37).
”Saya menduga pelaku berada di bawah pengaruh narkoba karena perilaku sadisnya. Sementara terhadap dua korban anak Diperum dan Maya, dugaan saya karena dampak tambahan. Anak-anak itu bukan sasaran. Mereka mungkin terjaga sehingga dihabisi karena berpotensi jadi saksi,” ujarnya. (RTS/WAD)