Penataan Ulang Stasiun Tanah Abang Tunggu Rapat Internal
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rencana desain ulang Stasiun Tanah Abang sebagai bagian dari konektivitas antara stasiun dan jembatan penyeberangan multiguna atau JPM belum dilaksanakan. PT Kereta Api Indonesia sedang membahas hal tersebut dalam rapat internal.
Salah satu poin penataan ulang, antara lain, gerbang tiket tapping yang terdiri dari 13 pintu akan digeser agar lebih dekat ke mulut JPM. Jembatan ini terletak di pintu selatan stasiun atau pintu lama.
Hingga Senin (19/11/2018), gerbang tiket masih berada dalam keadaan semula. Jalur yang menghubungkan stasiun dengan jembatan ditutup seng setinggi dua meter.
”Untuk perpindahan gate tapping belum tahu kapan waktunya. Kami butuh rapat internal dulu untuk memastikan. Sekarang sedang dalam pembahasan dengan PT Kereta Commuter Indonesia,” kata Senior Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi I Jakarta Edy Kuswoyo saat dihubungi dari Jakarta.
Rencana mengubah desain atas Stasiun Tanah Abang ini dibahas pada pertemuan antara Pemerintah DKI Jakarta dan PT KAI, Jumat (16/11/2018). Pertemuan ini bertujuan untuk menyelaraskan desain atas stasiun ketika terhubung dengan jembatan.
Pergeseran gerbang tiket agar lebih dekat ke jembatan bertujuan untuk memudahkan arus penumpang dari stasiun menuju JPM. Perubahan ini diperkirakan akan mengurangi jumlah pintu tiket dari 13 menjadi tujuh. Ini disebabkan oleh ruang stasiun yang berada di depan JPM tidak seluas dari gerbang tiket yang ada sekarang (Kompas, 17/11/2018).
Berdasarkan pantauan, di samping kiri ruang stasiun yang berada di depan JPM terdapat dua gerai ritel makanan, gerai ATM, dan pos keamanan. Sementara di sisi kanan, ada ruang administrasi, ruang VIP, dan ruang kepala stasiun.
Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan, selaku pembangun dan pengelola JPM Tanah Abang, mengatakan, pengerjaan selesai 23 November 2018. Sementara JPM akan dibuka setelah diperiksa oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
”Untuk konektivitas ke stasiun, kami menunggu hasil desain ulang stasiun dari KAI. Hingga sekarang, kami terus berkoordinasi,” kaya Yoory.
Dia mengatakan, perpindahan gerbang tiket ke gerbang JPM dibutuhkan untuk melindungi area stasiun dari orang yang tidak berkepentingan. Pihak KAI, ujarnya, meminta sejumlah persyaratan, antara lain fasilitas toilet dan sterilisasi lapak PKL di area JPM yang terhubung dengan stasiun.
”Toiletnya sudah ada, tinggal diinstal,” katanya.
Wakil Kepala Stasiun Tanah Abang Ishak sudah mengetahui wacana tentang perpindahan gerbang tiket. Namun, teknis perpindahan tersebut belum diketahui.
Menurut dia, pemindahan gerbang tiket ke depan JPM memang diperlukan. Ini bertujuan untuk memastikan stasiun tetap steril dari nonpenumpang.
”Kalau jembatan ini sudah berfungsi, kemungkinan ada pengasong atau orang yang bukan penumpang di area itu. Dengan dibuatnya pintu gerbang di depan jembatan, otomatis yang bisa masuk ke stasiun orang-orang yang punya tiket,” katanya.
Hal ini penting untuk menjaga keamanan dan kenyamanan penumpang. Setiap hari terdapat sedikitnya 100.000 penumpang yang keluar-masuk di Stasiun Tanah Abang. Sementara pada Sabtu dan Minggu, jumlahnya bisa mencapai 130.000 penumpang. ”Itu belum masuk penumpang yang transit,” katanya.
Meski demikian, belum semua pihak mengetahui hal ini. Syafrudin, karyawan ritel makanan, misalnya, belum mengetahui perpindahan gerbang tiket.
Berdasarkan rencana, ritel makanan yang berada di sisi kiri pintu lama ini akan dipindahkan ke lokasi pembelian tiket. Sementara ritel berpindah ke lokasi tiket yang sekarang. Pihak KAI mengatakan sedang bernegosiasi dengan pihak ritel terkait hal itu.
”Saya belum tahu soal perpindahan itu. Mungkin saja PT KAI langsung berkoordinasi dengan manajer saya,” kata Syafrudin.
JPM Tanah Abang dibangun melayang di atas Jalan Jati Baru Raya. Jembatan sepanjang 386,4 meter ini menghubungkan area Stasiun Tanah Abang dengan Blok G Pasar Tanah Abang.
Selain untuk pejalan kaki, jembatan ini juga menyediakan 446 lapak untuk pedagang kaki lima. Pembangunan JPM ini merupakan salah satu bentuk integrasi antarmoda transportasi kereta api dan bus angkutan umum. (INSAN ALFAJRI)