Spanyol Bebaskan 6 Aktivis Pemanjat Kapal Tanker Stolt Tenacity
Oleh
ICHWAN SUSANTO
·2 menit baca
SPANYOL, SENIN — Pemerintah Spanyol, Senin (19/11/2018), membebaskan enam aktivis Greenpeace yang dua hari lalu melakukan protes nekat dengan memanjat kapal tanker berisi minyak sawit yang sedang berlayar di Teluk Cadiz, Spanyol. Para aktivis dari sejumlah negara–termasuk Indonesia–ini menyuarakan agar minyak sawit bukan diproduksi dari kegiatan deforestasi dan perusakan hutan.
Mereka ditahan 33 jam di atas Kapal Stolt Tenacity yang sedang berlayar dari Dumai, Riau, Indonesia, ke Rotterdam, Belanda. Sesampai di Algeciras, wilayah Spanyol, pemerintah setempat membebaskan enam aktivis Greenpeance yang ditahan di kapal tanker yang mengangkut minyak sawit kotor ke Eropa tersebut.
Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace Asia Tenggara, Kiki Taufik, mengatakan, saat keenam aktivis diserahkan pihak Kapal Stolt Tenacity kepada Pemerintah Spanyol, pengacara dan tim darat Greenpeace telah mendampingi. Aksi kawan-kawannya ini, katanya, telah menunda keberangkatan kapal milik perusahaan Wilmar sepanjang 185 meter tersebut selama lebih dari sehari.
”Dengan menunda pengiriman minyak sawit kotor ini, para aktivis pemberani ini telah menyoroti bagaimana industri kelapa sawit perlu berubah untuk mencegah krisis iklim dan kepunahan satwa. Ini harus dimulai dengan Wilmar, pedagang minyak sawit terbesar di dunia yang dapat dan harus menjadi contoh bagi yang lain. Kami juga mendesak agar Mondelez, pembuat biskuit Oreo, menjauhi Wilmar hingga mereka terbukti tidak lagi memperdagangkan kelapa sawit dari perusak hutan,” kata Kiki, Senin, ketika dihubungi tengah berada di Kapal Esperanza milik Greenpeace yang memantau aksi tersebut.
Wilmar adalah pemasok utama untuk perusahaan raksasa makanan ringan Mondelez, salah satu pembeli minyak sawit terbesar di dunia, yang digunakan di banyak produk terkenalnya, seperti biskuit Oreo, cokelat Cadbury, dan biskuit Ritz. Hingga kini, pihak Wilmar Indonesia belum memberikan tanggapan.
Kapal Stolt Tenacity dipanjat dengan aman oleh sukarelawan Greenpeace International yang berasal dari Indonesia, Jerman, Inggris, Perancis, Kanada, dan Amerika Serikat. Sebelum ditahan, para sukarelawan membentangkan spanduk bertuliskan ”Save our Rainforest” (Selamatkan Hutan Hujan Kita). Kapal Greenpeace Esperanza yang berada di lokasi menampilkan dua spanduk besar yang bertuliskan ”Drop Dirty Palm Oil” (Hentikan Minyak Sawit Kotor).
Menurut Greenpeace, tidak ada tuntutan hukum yang dilayangkan pihak perusahaan pelayaran atau otoritas setempat terhadap para aktivis tersebut. Namun, hingga kini, Kapal Esperanza kini masih mengawasi di sekitar area kapal tanker Stolt Tenacity berada, yang masih membawa minyak sawit kotor.
Sektor perkebunan–kelapa sawit dan bubur kertas–yang membutuhkan lahan untuk penanaman telah pemicu penggundulan hutan terbesar di Indonesia. Sekitar 24 juta hektar hutan dihancurkan di Indonesia antara tahun 1990 dan 2015, menurut angka resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia.