JAKARTA, KOMPAS — Empat toilet mulai dibangun di jembatan penyeberangan multiguna di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pembangunan kios-kios untuk pedagang kaki lima di jembatan ini juga masih berlangsung.
Pembangunan toilet merupakan hasil kesepakatan dari pertemuan antara PT KAI selaku pemilik Stasiun Tanah Abang dan Pemprov DKI Jakarta sebagai pembangun jembatan multiguna ini. Pertemuan akhir pekan lalu dimediasi Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya.
”Ada empat (toilet). Dua di sebelah utara dan dua lagi di sisi selatan skybridge,” kata Yoory C Pinontoan, Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya, Selasa (20/11/2018).
Untuk penyediaan toilet, Sarana Jaya bekerja sama dengan dua BUMD yaitu PD PAL Jaya untuk pengelolaan air limbah dan PD PAM Jaya untuk penyediaan air bersih di toilet.
Pembangunan jembatan penyeberangan multiguna ini ditargetkan selesai pada 23 November.
Selain penyiapan toilet, dari pengamatan Kompas di lapangan, Sarana Jaya juga terus menyelesaikan pembangunan kios-kios bagi pedagang. Penyelesaian fisik jembatan juga masih berlangsung.
Sesak
Selama pembangunan jembatan, akses penumpang kereta dari dan ke Stasiun Tanah Abang, amat terbatas. Sebab, sebagian besar badan Jalan Jatibaru Raya digunakan untuk pembangunan jembatan multiguna.
Adapun trotoar di sisi jalan ini penuh digunakan pedagang kaki lima. Sesekali, sepeda motor melintas di trotoar ini.
Teguh Nugroho, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya, menjelaskan, selama pembangunan jembatan penyeberangan yang dimulai 3 Agustus, tidak tersedia tempat yang representatif sebagai tempat penampungan sementara para PKL. Itu sebabnya, Ombudsman berharap jembatan segera selesai sehingga PKL bisa pindah ke atas.
Di sisi lain, Ombudsman menyadari, untuk memindahkan PKL ke jembatan ini tidak mudah karena PT KAI masih perlu melakukan simulasi arus atau pergerakan penumpang.
Adapun untuk simulasi, lanjut Teguh, PT KAI tidak bisa coba-coba. PT KAI harus mendapatkan kepastian pola pergerakan penumpang dengan rencana pengurangan gerbang akses keluar-masuk penumpang. ”Simulasi ini tidak bisa coba-coba. PT KAI juga melakukan simulasi dengan komputer untuk bisa yakin karena ini, kan, kaitannya dengan keselamatan dan keamanan penumpang,” katanya.
Dengan ruang terbatas, kemungkinan gerbang akses keluar-masuk penumpang ke Stasiun Tanah Abang akan berkurang sehingga PT KAI juga mesti berbicara dengan para penyewa ruang stasiun untuk bergeser. Adapun setelah pembangunan jembatan, akan dilakukan simulasi pada 23-30 November. Apabila waktu simulasi kurang, bisa diperpanjang.
Irwandi, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, dalam pertemuan dengan Ombudsman akhir pekan lalu, menyatakan, dari 600-an PKL yang terdata, hanya 446 yang akan tertampung di jembatan ini. Sisanya akan ditempatkan di Blok F.