JAKARTA, KOMPAS -- Sebuah drama tari dan musik, yang mengangkat kisah upaya mewujudkan perdamaian dan persatuan di negeri ini, dengan judul "Genta Sriwijaya", Selasa (20/11/2018) dipergelarkan di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Pergelaran yang diprakarsai Yayasan Sekar Ayu Jiwanta (YSAJ) itu, dengan melibatkan artis dan tokoh dengan beragam latar belakang, ditujukan untuk menggalang dana pendidikan bagi anak-anak kurang mampu di Sumatera Selatan.
Sebelum pergelaran itu berlangsung, setelah diantarkan oleh narator Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid, pengurus YSAJ yang dipimpin advokat Hanita Oktavia dan pengusaha Emi Wiranto menyerahkan dana yang terkumpul, senilai Rp 1,5 miliar kepada Ny Fitri Idham Azis, istri Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis. Dana yang terkumpul itu disalurkan melalui Yayasan Kemala Bhayangkari, yang dipimpin Ny Tri Suswati Karnavian, istri Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian.
Genta Sriwijaya, yang memadukan seni tari, musik, teater, komedi, dan multimedia itu mengisahkan upaya Kedatuan Sriwijaya, di wilayah Sumatera Selatan kini, yang dipimpin oleh Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa (dimainkan oleh advokat Harry Ponto) untuk mewujudkan perdamaian dan persatuan di kawasan itu. Raja Dapunta berkuasa di kerajaan Sriwijaya antara tahun 671-702. Upaya penyatuan kawasan itu dilakukan dengan cara-cara damai.
Namun, dalam perkembangannya tak mudah menyamakan keinginan Raja Dapunta dengan penguasa lain di Tanah Air, untuk bersatu tanpa kekerasan, sehingga mampu menghadapi serbuan tentara asing. Pasukan Sriwijaya yang dipimpin Pangeran Darmapala (dimainkan penyanyi seriosa Daniel Christianto) dan Panglima Sriwijaya (pengusaha Kenn Bernard) terpaksa bertempur dengan pasukan Kerajayaan Melayu, yang dipimpin Raja Rajendrawamsa (dimainkan pemain teater Harris Syaus).
Tak hanya di kawasan sekitar, seperti Melayu dan Lampung, pasukan Sriwijaya pun mampu menundukkan Kerajaan Champa, yang kini terletak di Vietnam Selatan. Dalam perebutan kekuasaan di Melayu, Pangeran Darmapala jatuh cinta dengan Putri Tritaradewi, yang dimainkan oleh penyayi Andrea Miranda. Perkawinan kedua anak raja itupun mewujudkan Sriwijaya sebagai kekuatan utama di kawasan Asia Tenggara saat itu, yang mampu mempersatukan kawasan dan mewujudkan perdamaian.
Perjalanan bangsa
Menurut Emi Wiranto, pergelaran Genta Sriwijaya merupakan upaya yayasan yang dipimpinnya untuk menggugah kembali kesadaran serta kecintaan warga sebagai bangsa terhadap kekayaan seni dan budaya bangsa Indonesia yang beragam. "Melalui pagelaran ini, kami berharap kita mengingat kembali sejarah perjalanan bangsa kita, hingga menjadi bangsa yang besar seperti saat ini," ujarnya.
Harry Ponto menambahkan, pergelaran Genta Sriwijaya mengingatkan siapapun warganegara Indonesia, bahwa untuk mewujudkan persatuan dan perdamaian tidaklah mudah. Namun, perdamaian dan persatuan harus terus diupayakan dan diwujudkan. "Tidak mudah untuk mewujudkan persatuan dan perdamaian di sebuah bangsa yang besar dan beragam, seperti Indonesia. Namun, kita harus tetap mengupayakannya dengan menghargai keberagaman kita," ingat mantan Sekretaris Jenderal Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) itu.
Koreografer Denny Malik, yang dalam pagelaran Genta Sriwijaya bertindak sebagai Pengarah Seni, menyebutkan, pergelaran itu berangkat dari kecintaan sejumlah tokoh pada seni dan tradisi di Tanah Air. Cerita yang berangkat dari kekayaan tradisi budaya Indonesia itu disuguhkan dengan pendekatan modern dan etnik, sehingga tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Pagelaran Genta Sriwijaya antara lain melibatkan musisi Tohpati sebagai penata musik, aktivis Inayah Wulandari Wahid, anggota DPR Trimedya Panjaitan, pengusaha Dewi Motik Pramono, artis Cathy Sharon dan Ivy Batuta, penyanyi Ruth Sahanaya, komedian Ncess Nabati dan Sogi Indra Dhuaja, pesepakbola Bambang Pamungkas, serta anggota Brimob Polda Metro Jaya sebagai prajurit. Naskah drama tari dan musik itu ditulis oleh Undung Wiyono dan disutradarai Teguh "Kenthus" Ampiranto.
Saat menerima pemrakarsa dan pemain Genta Sriwijaya, pekan lalu di Jakarta, Ny Tri Suswati Karnavian mengapresiasi kegiatan yang bertujuan menumbuhkan kecintaan masyarakat pada seni tradisi dan sejarah Nusantara. Apalagi, kegiatan itu bersifat amal untuk mendukung pendidikan dari warga yang kurang beruntung.