Pelindo I Tambah Pendanaan Melalui Kredit Sindikasi
Oleh
M Clara Wresti / E19
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) menandatangani perjanjian fasilitas kredit sindikasi sejumlah Rp1,3 triliun dari tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dana investasi tersebut akan dioptimalkan untuk pengerjaan fasilitas pelabuhan di bagian barat Indonesia hingga tenggat kuartal I tahun 2019.
Penandatanganan yang dilakukan pada Senin (19/11/2018), di Jakarta Pusat, melibatkan PT Bank Mandiri Tbk, PT BRI Tbk, serta PT BNI Tbk sebagai mitra kredit sindikasi. Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan, penandatanganan itu adalah hal yang ditunggu-tunggu karena sebagian besar proyek telah berlangsung pada tahun ini.
"Sebagian besar proyeknya sendiri sudah berjalan, tinggal menunggu dana pelunasan untuk para kontraktor," kata Bambang.
Dana tersebut telah diprioritaskan untuk pembayaran investasi alat derek yang telah didatangkan di sejumlah pelabuhan. Selain itu, dana juga dialokasikan untuk penataan terminal penumpang.
"Ada alat kontainer derek (crane container) dan derek gantri berban karet (rubber tyre gantry) yang didatangkan di terminal peti kemas domestik. Selain itu, pendanaan juga diarahkan untuk menata terminal penumpang di Pelabuhan Sibolga, yang pengerjaannya sudah 95 persen," kata Bambang.
Selain hal tersebut, penerapan digitalisasi sistem pembayaran non tunai di pelabuhan juga akan diperkuat. Bambang menargetkan, seluruh sistem sudah terdigitalisasi hingga kuartal II tahun depan.
Ia lebih lanjut menjelaskan, Pelindo I sedang melakukan migrasi sistem front end terbaru yang dinamakan Indonesia Gateway Master Terminal. Dalam sistem itu, semua pembayaran dilakukan secara daring dan non tunai, tanpa ada lagi pencatatan secara manual.
Pengadaan fasilitas tersebut akan dikerjakan di sejumlah pelabuhan utama di Indonesia bagian barat seperti Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Perawang, Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Sei Kolak Kijang, serta Pelabuhan Malahayati. Bambang mengatakan, pendanaan sebesar 1,3 triliun itu masih akan bertambah lagi pada tahun 2019.
Pelabuhan Kuala Tanjung
Dalam kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan pembiayaan kredit investasi anak perusahaan Pelindo I, PT Prima Multi Terminal, dari PT Sarana Multi Infrastruktur sebesar Rp479 miliar. Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Prima Multi Terminal, Moedi Oetomo, menyampaikan kemajuan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung hingga Oktober 2018 telah mencapai 99 persen.
"Ada rencana untuk soft launching diperkirakan pada awal Desember. Sedangkan pada bulan Februari diperkirakan telah beroperasi penuh," kata Moedi.
Bambang mengatakan, saat ini Pelindo I sedang menegosiasi tiga perusahaan yang pabriknya berdekatan dengan Pelabuhan Kuala Tanjung. Ketiga perusahaan tersebut adalah Unilever, Wilmar, dan sebuah perusahaan rokok di Siantar.
"Dari Unilever, kami mendapat sekitar 400 kontainer, serta dari perusahaan rokok sebesar 50-100 kontainer setiap minggu. Sedangkan Wilmar, kami masih mengusahakan agar jumlahnya mencapai 200 kontainer," kata Bambang.
Ia menargetkan ekspor tersebut dapat mecapai 500-600 kontainer setiap minggu. Adapun tujuannya yaitu ke kawasan Asia Utara, seperti Taiwan dan Cina.
"Proses perizinan baik dari Kementerian Perhubungan dan Bea Cukai sudah diperoleh. Tinggal mematangkan kegiatan untuk pelaksanaan," ujar Bambang.
Kepala Divisi Bisnis BUMN 1 Bank BRI I Made Suka optimis mendukung keberadaan Kuala Tanjung yang diperkirakan dapat mendorong efisiensi logistik nasional. Ia mencontohkan, keberadaan pelabuhan ini akan memengaruhi impor buah dari Brastagi, Sumatera Utara, ke Jakarta menjadi lebih murah.
I Made menjelaskan, pihaknya telah mendukung pembangunan Kuala Tanjung selama tiga kali masa kredit. Sebelumnya, sindikasi bank telah memberikan kredit investasi sebesar Rp1 triliun, Rp2,1 triliun, dan saat ini sebesar Rp1,3 triliun.
"Di kuartal I tahun depan, Bambang mengatakan Pelindo I masih memerlukan sekitar Rp4 triliun untuk pembangunan Kuala Tanjung tahap dua. Secara pendanaan, kami siap menyesuaikan dengan keperluan dari Pelindo I," kata I Made.
Direktur Keuangan Pelindo I, M Nur Shodiq, hingga November 2018 pendapatan Pelindo I sudah mencapai Rp 3,2 triliun. Target hingga akhir 2018 sebesar Rp 3,4 triliun. Sedangkan laba diharapkan bisa mencapai Rp 1 triliun atau meningkat 30 persen dari tahun lalu.
Direktur Corporate Banking BRI, Kuswiyoto mengatakan, perbankan dan Himbara sangat bangga bisa mendorong pembiayaan infrastruktur. "Proyek ini mempunyai risiko yang rendah, walaupun memang jangka waktu pengembaliannya lama. Namun begitu setidaknya kami bisa tidur. Kami melihat dampaknya ke ekonomi sangat bagus, dampak ke sektor riil juga bagus dan ke perbankan bagus. Semoga proyek oleh Pelindo I bisa bermanfaat bagi stakeholder terkait," kata Kuswiyoto. (E19)