Pemerintah memperpanjang pembatasan waktu operasional truk yang kelebihan dimensi dan muatan di Tol Jakarta-Cikampek. Langkah ini diharapkan mengurangi kemacetan di tol itu.
Oleh
Kurnia Yunita Rahayu
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS - Truk yang kelebihan dimensi dan muatan dilarang melintas Tol Jakarta-Cikampek pada pukul 05.00-10.00. Aturan ini bertujuan untuk mempercepat proyek pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II.
Sebelumnya, pembatasan truk kelebihan dimensi dan muatan (over dimension, over load/ODOL) berlaku pukul 06.00-09.00. Sesuai aturan itu, truk ODOL yang melanggar akan ditilang, atau dialihkan muatannya ke golongan truk yang lebih rendah. Biaya pengalihan muatan ini dibebankan kepada pihak transporter.
Pelarangan waktu truk ODOL melintas di tol ini ditetapkan Kementerian Perhubungan bersama PT Jasa Marga, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), dan Korps Lalu Lintas Polri, Selasa (20/11/2018).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, aturan itu diputuskan untuk mengatasi kemacetan yang kian parah di Tol Jakarta-Cikampek. Truk ODOL membuat kecepatan kendaraan lain di tol menurun. "Kalau kendaraan lain terhambat, maka kunci dari jalan bebas hambatan tidak tercipta," kata Budi.
Selain itu, penyebab kemacetan juga berasal dari beberapa kegiatan konstruksi pada ruas Tol Jakarta-Cikampek yang dikerjakan sekaligus.
Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani mengatakan, kegiatan konstruksi terpadat berada di Kilometer 10 Cikunir. "Di Kilometer 10 Cikunir, baik dari jalur layang, LRT, dan kereta cepat, semuanya menumpuk di sana," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Budi memutuskan pengerjaan konstruksi akan difokuskan ke Jalur Layang Tol Jakarta-Cikampek II. Hal itu diprioritaskan untuk melancarkan Tol Trans Jawa yang akan tersambung dengan Jakarta-Cikampek II.
"Tol Trans Jawa akan beroperasi, kalau seluruh pengguna jalur tertahan di Jakarta-Cikampek karena belum selesai, manfaatnya akan menjadi tidak optimal," kata Desi.
Untuk itu, PT LRT dan PT KCIC yang melakukan kegiatan konstruksi di kilometer 11 hingga 17 akan diimbau untuk bergeser ke wilayah lain. Budi mengatakan, pengerjaan di wilayah itu akan ditunda hingga beberapa bulan ke depan.
"Bagi Jasa Marga, waktunya mungkin cukup ketat. Namun, kami harapkan proyek Tol Layang Jakarta-Cikampek II selesai pada Lebaran 2019," kata Budi.
Desi mengatakan pengerjaan Tol Layang Jakarta-Cikampek II saat ini mencapai 57,5 persen. Proyek dikerjakan pukul 22.00-06.00. "Kami juga fokuskan kegiatan kami pada sosialisasi, agar warga tidak melalui Tol Jakarta-Cikampek pada waktu tersebut," tutur Desi.
Rugikan pengusaha
Sementara, sebagian pengusaha merasa dirugikan dengan kebijakan pembatasan truk ODOL melintas Tol Jakarta-Cikampek ini. Sebab, pengusaha harus mengubah jenis truk untuk menyesuaikan dengan aturan itu.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia Kyatmaja Lookman tidak setuju dengan aturan itu. Perpanjangan waktu pembatasan akan membuat antrean kendaraan di seksi II atau daerah Cikunir-Cakung semakin panjang.
"Perpanjangan waktu akan membuat jumlah antrean truk yang berangkat sebelum waktu pemberlakuan pembatasan bertambah. Hal itu malah akan mengganggu kendaraan lain yang akan keluar," ujar Kyatmaja.
Hal yang sama disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Aptrindo Bekasi Raya, Daniel Utomo. Pengusaha angkutan menyesuaikan dengan mengubah jenis truk untuk pengiriman barang. "Jika biasanya pengiriman barang dilakukan dengan truk sumbu tiga, kali ini kami menggunakan truk sumbu dua," kata Daniel.
Jalur alternatif
Di sisi lain, rekayasa untuk mengurangi kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek berpotensi memindahkan kemacetan. “Kebijakan tersebut berpotensi menambah kemacetan di jalan arteri,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana.
Alternatif bagi truk ODOL yang tidak bisa melintas di tol adalah lewat Jalan Raya Kalimalang yang menyambung ke Jalan KH Noer Ali. Jalan tersebut merupakan jalan nontol utama Bekasi-Jakarta. Beberapa bulan terakhir, jalan ini macet parah, pagi maupun malam hari sebab pembangunan Tol Becakayu masih berlangsung.
Yayan mengusulkan, pembatasan jam operasional truk ODOL juga berlaku di jalan arteri Kota Bekasi. Namun, usulan itu belum dibahas lebih lanjut.
Dishub juga membuat rekayasa lalu lintas, yaitu menutup Jembatan Galaxy. Akibatnya, kendaraan yang akan berputar ke arah Bekasi hanya memiliki satu tempat berputar, yaitu searah lajur kendaraan ke arah Jakarta.