JAKARTA, KOMPAS — PT Bursa Efek Indonesia mencatatkan rekor pertumbuhan jumlah investor saham dalam satu tahun. Jumlah investor baru saham di BEI sepanjang 2018 telah tercatat 200.935 single investor identification atau SID.
Direktur Utama PT BEI Inarno Djajadi mengatakan, pertumbuhan ini tidak hanya terpusat di Pulau Jawa, tetapi makin meluas di luar Pulau Jawa, terutama Indonesia bagian timur.
Konsentrasi investor di Pulau Jawa yang pada tiga tahun lalu mendekati 80 persen, turun signifikan menyentuh angka 73,7 persen pada Oktober 2018.
”Jumlah investor baru saham di BEI ini adalah pertumbuhan yang tertinggi sejak 41 tahun diresmikannya kembali Pasar Modal Indonesia,” ujar Inarno di Jakarta, Kamis (22/11/2018).
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per 19 November 2018, total jumlah investor saham di BEI mencapai 829.426 SID. Jumlah tersebut meningkat 31,97 persen dibandingkan dengan total capaian jumlah investor pada akhir 2017 sebesar 628.491 SID.
Dengan pertumbuhan tersebut, tercatat total jumlah investor keseluruhan di pasar modal hingga 22 November 2018 sebanyak 1.567.869 SID.
Sampai dengan akhir Oktober 2018, Inarno mengatakan, rata-rata investor aktif per bulan juga meningkat menjadi 126.240 SID atau naik 27,8 persen dibandingkan rata-rata investor aktif per bulan pada 2017 sebesar 98.718 SID.
”Jumlah investor aktif per bulan per 31 Oktober 2018 juga meningkat 114 persen jika dibandingkan rata-rata investor aktif per bulan di akhir 2015 yang jumlahnya baru mencapai 58.970 SID,” ujar Inarno.
Dari sisi demografi, generasi muda, terutama usia 18-25 tahun, adalah yang tertinggi pertumbuhannya dalam dua tahun terakhir, naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan pada akhir 2016. Pencapaian lainnya adalah pertumbuhan jumlah investor baru per bulan yang rata-rata melampaui 19.000 SID.
Direktur KSEI Syafruddin mengatakan, investor berusia muda atau generasi milenial mendominasi jumlah investor yang terdaftar di pasar modal. ”Hal ini menggambarkan bahwa dunia investasi pasar modal tidak lagi identik dengan usia yang mapan,” ujarnya.
Berdasarkan data KSEI, investor rentang usia 21-30 tahun sebanyak 34,08 persen, kedua usia 31-40 tahun sebanyak 25,64 persen, ketiga 41-50 tahun sebanyak 19,16 persen, usia 51-60 sebanyak 10,98 persen, usia 61-70 tahun sebanyak 4,23 persen, dan usia di atas 70 tahun sebanyak 1,52 persen.