Lapangan Kerja Tak Cukup, Wirausaha Harus Diperbanyak
Oleh
Ayu Pratiwi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mengajar keterampilan berwirausaha kepada anak muda, terutama yang termarjinalkan, menjadi salah satu solusi yang dapat mengurangi jumlah pengangguran. Program pendidikan atau pemagangan dinilai belum tentu menjamin anak muda itu terserap ke dalam lapangan kerja.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani tidak yakin apabila 65.000 peserta yang dilatih dalam program pemagangan nasional pada 2016-2017 terserap ke dalam lapangan kerja.
”Program pelatihan itu cukup masif. Namun, lapangan kerjanya masih problematik,” ujarnya saat acara penandatanganan kerja sama dengan Yayasan Plan International Indonesia (YPII) dalam menyelenggarakan program pelatihan Wired for Work, di Jakarta, Kamis (22/11/2018).
Sementara itu, Ketua Ketenagakerjaan dan Jaminan Sosial Apindo Harijanto memperkirakan jumlah peserta yang terserap ke perusahaan di mana mereka melakukan pemagangan sekitar 30 persen.
Dalam mengatasi hal itu, Direktur Eksekutif YYPI Dini Widiastuti mengungkapkan, keterampilan atau mental dalam berwirausaha merupakan salah satu faktor yang dapat membuka peluang lebih besar kepada kaum muda untuk menjadi sukses dan sejahtera. Upaya itu diwujudkan dalam proyek Wired for Work.
Proyek berupa program pendidikan vokasi dan pemagangan itu akan diimplementasikan di Jakarta, Semarang, dan Lombok serta menargetkan 10.000 orang kaum muda yang termarjinalkan.
”Soft skills terkait kewirausahaan sangat penting dalam memberdayakan kaum yang termarjinalkan. Mereka biasanya tidak punya mimpi untuk berwirausaha. Keinginan itu perlu didorong,” ujar Project Manager Wired for Work Ronald Stefanus Gunawan.
Ia berharap, selain menghasilkan keuntungan pribadi, upaya berwirausaha itu juga dapat memberikan dampak sosial di sekitar. ”Harapannya, usaha itu juga dapat membantu menyelesaikan persoalan sosial di wilayahnya serta membuka lapangan kerja baru,” ucap Ronald.
Materi mengenai kewirausahaan yang diajarkan antara lain mengenai bagaimana menyusun model bisnis, perencanaan bisnis, memperoleh akses permodalan, manajemen bisnis, mengurus pemasaran, dan berjejaring. Kebiasaan disiplin serta berkomunikasi dengan baik juga diajarkan.
Jumlah pengangguran per Agustus 2018 yang sebanyak 7 juta atau sekitar 5 persen dari jumlah total penduduk lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, sekitar 40 persen penduduk bekerja berpendidikan sekolah dasar. Selain mengurangi pengangguran, peningkatan daya saing tenaga kerja Indonesia menjadi isu yang diperhatikan ke depan.