Trump Tolak Sanksi bagi Arab Saudi
Amerika Serikat akan mengalami kerugian jika memberikan sanksi kepada Arab Saudi. Kontrak ratusan miliar dollar AS beralih ke Rusia dan China.
WASHINGTON, RABU Presiden Amerika Serikat Donald Trump memastikan tidak akan ada hukuman atas Arab Saudi terkait pembunuhan Jamal Khashoggi. Keputusan ini mendapat kecaman dari dalam dan luar negeri.
Trump mengakui pembunuhan jurnalis senior Arab Saudi itu sebagai kejahatan yang mengerikan. ”Negara kita tak bisa memaafkannya,” ujarnya, Selasa (20/11/2018), di Washington DC.
Meskipun demikian, ia menolak ada reaksi lebih keras terhadap Saudi dalam kasus pembunuhan Khashoggi. Trump juga mengesampingkan laporan Badan Pusat Intelijen AS (CIA), yang menduga Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengetahui peristiwa itu.
Khashoggi, warga Saudi yang menjadi penduduk tetap AS, dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, 2 Oktober 2018. Sejumlah pejabat Saudi, sebagian dekat dengan Mohammed bin Salman, ditangkap karena terlibat kasus itu. Putra mahkota disebut mengetahui pembunuhan keji atas Khashoggi. ”Bisa jadi putra mahkota mengetahui kejadian tragis itu. Bisa jadi dia tahu, bisa juga tidak,” ujar Trump.
Tangkal Iran
Sejauh ini, AS menjatuhkan sanksi atas 17 warga Saudi yang terlibat kasus Khashoggi. Trump menolak sanksi lebih keras seperti penghentian penjualan senjata dan sanksi ekonomi lain.
Menurut Trump, Arab Saudi tidak boleh dijauhi. Washington membutuhkan Riyadh untuk menangkal upaya Iran memperluas pengaruh serta perannya di Timur Tengah, serta menolong Israel. ”Jika kita mengabaikan Arab Saudi, hal itu akan menjadi kesalahan mengerikan,” ujarnya.
Ia juga menyinggung komitmen transaksi 450 miliar dollar AS. ”(Transaksi itu) bisa menciptakan ratusan ribu lapangan kerja, pembangunan ekonomi amat besar, dan menambah kekayaan AS.,” ungkap Trump.
Menurut dia, dari 450 miliar dollar AS, sebanyak 110 miliar dollar AS akan dibelanjakan pada peralatan militer dari Boeing, Lockheed Martin, Raytheon, dan kontraktor besar lain pada industri pertahanan AS. ”Jika kita ceroboh membatalkan kontrak-kontrak ini, Rusia dan China akan sangat diuntungkan dan sangat senang meraih semua peluang bisnis ini,” ujar Trump.
Klaim Trump tidak sesuai dengan pernyataan Kementerian Pertahanan AS. Menurut Pentagon, Riyadh baru menyepakati kontrak pembelian persenjataan 14,5 miliar dollar AS. Jika seluruh kontrak persenjataan 110 miliar dollar AS itu disepakati, jumlah pekerja yang terserap di kisaran puluhan ribu. Padahal, Trump mengklaim akan ada hingga 600.000 lowongan kerja baru jika seluruh kontrak disepakati.
Kongres AS juga mengungkap sebagian kontrak bernilai 450 miliar dollar AS itu dinegosiasikan sejak masa Presiden Barack Obama. Sebelum ini, Trump mengklaim kontrak-kontrak itu dinegosiasikan dan disepakati pada masa pemerintahannya.
Kecaman
Pembelaan Trump terhadap Saudi dikecam oleh senator dari Partai Republik, partai yang menyokong Trump, Bob Corker. Ia menyebut Gedung Putih menjadi humas Mohammed bin Salman.
Wakil Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Turki, Numan Kurtulmus, menyebut pembelaan Trump sebagai kekonyolan. AKP adalah partai yang dipimpin Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ”Tidak mungkin pernyataan CIA, yang mengetahui warna bulu kucing di Konsulat Saudi, tidak mengetahui pemberi perintah,” katanya.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengejek Trump. ”Iran disalahkan untuk setiap penyalahgunaan kewenangan. Mungkin, kami juga bertanggung jawab atas kebakaran California,” tulisnya di media sosial.
(AP/AFP/REUTERS/RAZ)