Pembangunan bioskop rakyat di Pasar Jaya Teluk Gong, Jakarta Utara, diresmikan pada Jumat (23/11/2018). Bioskop yang menyasar kalangan ekonomi menengah ke bawah ini diharapkan bisa meramaikan pasar tradisional.
Peletakan baja pertama bioskop dihadiri Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah, Deputi Bidang Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif Hari Sungkari, Direktur Utama Perusahaan Daerah Pasar Jaya Arief Nasrudin, pendiri Keana Films Marcella Zalianty, dan undangan lain.
Dalam pembangunannya, PD Pasar Jaya sebagai penyedia lahan menggandeng investor dari Keana Films. Bioskop bernama Indiskop (Bioskop Independen) ini dibangun di lantai II Pasar Jaya Teluk Gong.
Untuk tahap awal, akan ada dua studio di bioskop dengan total kapasitas 224 penonton. Selain itu, bioskop dilengkapi pula dengan pusat komunitas sebagai tempat lokakarya terkait industri kreatif serta perfilman dan pusat kuliner.
Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan, pembangunan bioskop rakyat merupakan salah satu upaya meramaikan pasar.
”Mudah-mudahan, dengan adanya bioskop rakyat, bisa meramaikan pasar, sesuai arahan gubernur. Bioskop akan terintegrasi dengan pusat kuliner dan pusat komunitas tempat belajar perfilman,” tutur Arief di sela-sela acara peresmian.
Arief menjelaskan, pembangunan bioskop sudah berlangsung sekitar dua minggu. Dia memperkirakan bioskop selesai Desember 2018 atau paling lambat Januari 2019. Indiskop merupakan bioskop rakyat pertama di Pasar Jaya dan menurut rencana juga akan dibangun di pasar lainnya.
”Selain di Pasar Jaya Teluk Gong, akan kami bangun juga di Klender, Kenari, Pasar Baru, dan pasar lain. Kami buka untuk semua investor, termasuk Keana Films,” ujarnya.
Pendiri Keana Films, Marcella Zalianty, mengatakan, harga tiket bioskop nantinya berkisar Rp 15.000-Rp 20.000. Film yang diputar merupakan film yang telah turun layar di bioskop besar.
”Kami mengutamakan pemutaran film Indonesia. Bioskop juga memberikan ruang pemutaran film-film dokumenter, terutama film yang mengandung nilai-nilai nasionalisme dan kebudayaan,” ujarnya.
Marcella berharap, kehadiran bioskop rakyat bisa menjangkau masyarakat yang selama ini belum bisa mengakses film di bioskop besar, baik karena faktor biaya maupun lokasi.
Selain itu, lanjutnya, bioskop rakyat juga diharapkan bisa menekan angka pembajakan. Pembajakan terjadi karena masyarakat tidak mampu mengakses film di bioskop besar.
Marcella juga mengharapkan aspek kebersihan pasar bisa diperhatikan agar masyarakat nyaman ketika berkunjung. ”Kebersihan betul-betul harus kita jaga bersama. Sejauh ini gambaran masyarakat tentang pasar tradisional kotor dan bau. Kalau pasar tradisional bisa bersih dan nyaman, bioskop rakyat tidak akan kalah dari bioskop di mal,” tuturnya.
Dewi Hesti (39), pengunjung Pasar Jaya Teluk Gong, menyambut baik kehadiran bioskop rakyat karena lokasinya dekat dengan rumah dan harga tiketnya lebih murah. Biasanya, warga Penjaringan ini menonton di bioskop salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Senen, Jakarta Pusat, yang harga tiketnya sekitar Rp 50.000.
Meskipun film yang diputar adalah film yang sudah turun layar, Dewi tidak mempermasalahkannya asalkan tidak terlalu lama.
”Yang penting, filmnya update terus. Selain itu, fasilitasnya juga harus diperhatikan. Bioskopnya harus nyaman, kursinya bagus, dan ruangannya adem,” ujar Dewi. (YOLA SASTRA)