Pilot Boeing 737 Max 8 Belum Dilatih Hadapi Situasi Khusus
Oleh
Maria Clara Wresti
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Soerjanto Tjahjono mengatakan, belum satu pun pilot Boeing 737 Max 8 yang sudah dilatih menghadapi kondisi di mana sistem angle of attack pesawat mengalami kerusakan. Kemampuan respons pilot dalam menghadapi kondisi itu berperan besar dalam keselamatan penerbangan pada pesawat jenis 737 Max 8.
”Pesawat ini merupakan pesawat jenis baru sehingga harus banyak yang diperbaiki, termasuk juga apa yang harus dilakukan pilot saat menghadapi kondisi tertentu,” kata Soerjanto di sela-sela rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR mengenai kecelakaan pesawat Lion JT-610 di Jakarta, Kamis (22/11/2018).
Menurut Soerjanto, pesawat PK-LQP yang mengalami kecelakaan di Tanjung Pasir, Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018), juga mengalami kerusakan pada angle of attack saat penerbangan dari Manado ke Denpasar dan Denpasar ke Jakarta.
”Pesawat itu sudah diperbaiki di Denpasar. Angle of attact sudah diganti di Denpasar. Namun, saat penerbangan dari Denpasar ke Jakarta, pesawat rusak lagi. Namun, pilot bisa mengatasi kerusakan itu. Cara pilot merespons kerusakan itu tidak ada di dalam manual pesawat yang dikeluarkan oleh pabrik. Pilot mengambil inisiatif sendiri dengan mematikan automatic trim dan menerbangkan pesawat secara manual,” kata Soerjanto.
Soerjanto mengakui, suku cadang angle of attact yang digunakan di Denpasar bukanlah suku cadang baru, tetapi sudah ada sertifikatnya dari bengkel di Florida. ”Suku cadang itu tidak harus baru. Sepanjang ada sertifikat serviceable, suku cadang itu layak pakai. Percuma suku cadangnya baru jika tidak ada sertifikatnya,” ujarnya.
Sementara itu, investigator KNKT, Ony Suryo Wibowo, berpendapat, pihaknya akan tetap mencari cockpit voice recorder (CVR) yang hingga kini belum ditemukan. ”Hingga saat ini belum ditemukan karena suara ping-nya tidak ada. Mungkin karena terempas jatuh, CVR itu menjadi rusak sehingga tidak mengeluarkan suara. Namun, kami tetap akan mencarinya,” kata Ony.
Dia mengatakan, rekaman pembicaraan antara pilot dan petugas kontrol udara sudah didapat. Namun, rekaman itu tidak lengkap. ”Yang direkam hanyalah pembicaraan antara pilot dan ATC. Sementara pembicaraan di ruang kemudi tidak ada. Padahal, kami membutuhkan pembicaraan secara utuh,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya sudah menerima rekomendasi dari KNKT. Ada 157 rekomendasi yang diberikan dan saat ini sudah ada 46 persen yang sudah dijalankan. Rekomendasi itu tidak hanya ke pabrik Boeing, tetapi juga ke Kementerian Perhubungan, maskapai, dan semua pihak yang berkepentingan.
”Kami juga melakukan audit terhadap perekrutan pilot-pilot asing, audit manajemen, dan finansial,” kata Budi.
Dia juga berjanji akan memperkuat kelembagaan KNKT, baik dari sisi sumber daya manusia maupun anggaran, mengingat perkembangan teknologi terus terjadi. Pesawat Boeing 737 Max 8 merupakan pesawat jenis baru yang menggunakan teknologi canggih. ”Masih banyak yang harus dipelajari dan ditingkatkan,” kata Budi.