Prarekonstruksi Pembunuhan Pemandu Lagu Digelar Hari Ini
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Polisi masih memeriksa dua pelaku pembunuhan CIP (22), pemandu lagu di Mampang Prapatan. Keduanya tiba di Jakarta, Kamis siang, setelah ditangkap saat mencoba melarikan diri dengan bus ke Kota Padang, Sumatera Barat.
Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar mengatakan, pemeriksaan terhadap pelaku berinisial YAP (24) dan NR (17) ini dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam agar prarekonstruksi awal dapat digelar hari Jumat ini di lokasi pembunuhan, yakni di kamar kos CIP di Mampang Prapatan.
Pembunuhan diduga terkait persoalan pembagian uang tip yang tidak sesuai perjanjian.
”Dugaan sudah ada, tetapi masih butuh pemeriksaan lebih dalam. Hal itu bertujuan untuk mencocokkan fakta, barang bukti, dan uji laboratorium forensik,” ujar Indra.
Berdasarkan pengakuan sementara, kata Indra, keduanya membunuh CIP pada 18 November, antara pukul 20.00-21.00.
Indra menunjukkan beberapa barang bukti yang disita polisi, antara lain tali bantal yang melilit leher CIP dan sejumlah bungkus rokok. Ada juga alat isap sabu di lokasi kejadian.
Sementara palu yang diduga sebagai alat untuk menganiaya CIP masih diuji laboratorium forensik.
Orang dekat
Kepolisian Negara RI mencatat, dalam kurun waktu Januari hingga Oktober 2018, Polri mengungkap 574 kasus pembunuhan dari 625 kasus.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo mengungkapkan, dari 574 kasus pembunuhan itu, diketahui bahwa 80 persen di antaranya terjalin interaksi dan komunikasi antara pelaku dan korban.
“Permasalahan bisa bermacam-macam, terutama persoalan pribadi, sakit hati, dendam, hingga kasus pencurian dan kekerasan yang berakibat korban meninggal. Pembunuhan bisa dilakukan terencana dan ada pula yang spontan,” ujar Dedi di Markas Besar Polri, Jakarta, Kamis.
Pada 2016, Polri menangani 1.197 kasus pembunuhan, dan 1.156 kasus diungkap tuntas. Tahun 2017, terjadi 783 kasus pembunuhan dan 773 kasus diungkap para pelakunya dan motif di balik pembunuhan itu.
Secara umum, lanjutnya, operasi kepolisian itu mampu menekan angka kejahatan.
Susi tewas karena sakit
Sementara, polisi menyimpulkan bahwa Rahayu Dwu Susilowati alias Susi (35) meninggal bukan karena dibunuh. Susi ditemukan meninggal di rumahnya di Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Rabu lalu sekitar pukul 10.00.
"Berdasarkan hasil otopsi, meninggalnya Susi bukan karena tindak pidana," kata Kasatreskrim Polres Bogor Ajun Komisaris Benny Cahyadi, Kamis.
Selain otopsi, polisi juga melakukan gelar perkara. Berdasarkan penyelidikan polisi, Susi diketahui menderita infeksi paru-paru sejak lama. Tetapi, kedua orangtuanya tidak mengetahui hal ini. Korban juga diketahui punya keterbelakangan mental.
Terkait darah pada wajah dan busa pada mulut korban, polisi menduga korban terjatuh di depan kamar mandi sehingga kepalanya membentur tembok.
Meninggalnya korban juga disebabkan naiknya darah dari lambung ke pembuluh darah otak, sehingga menyebabkan saluran nafas terhambat. Ini yang mengakibatkan korban meninggal karena lemas disertai darah yang keluar di beberapa bagian tubuh.
Selesai otopsi, jenazah kemudian diserahkan kepada keluarga pukul 03.00 dan dikebumikan di Tangkil pukul 08.00.