SURABAYA, KOMPAS — Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyerukan kepada para mahasiswa untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Hal itu sama dengan yang dilakukan Palestina saat mengakui kemerdekaan Indonesia.
Retno memberikan kuliah umum di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (24/11/2018). Acara tersebut termasuk dalam rangkaian Diplomacy Festival (Diplofest) yang dilaksanakan di Surabaya pada 23-24 November 2018.
Di hadapan sekitar 600 mahasiswa Universitas Airlangga, Retno mengajak untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Hingga kini, konflik masih merundung negara tersebut lantaran isu pemindahan ibu kota Israel ke Jerusalem.
”Perjuangan Palestina harus kita dukung karena mereka pernah mendukung kemerdekaan Indonesia,” kata Retno.
Menurut Retno, isu pemindahan tersebut melawan resolusi Dewan Keamanan PBB. Indonesia harus berperan meyakinkan masyarakat internasional untuk menghormati resolusi Dewan Keamanan PBB terkait Palestina.
Masih ada lima isu lain yang juga harus dibahas oleh Israel dan Palestina. ”Mengubah status Jerusalem berarti melepas satu per satu isu lain, hingga hilang sudah semua hak Palestina,” lanjutnya.
Selain itu, ia juga menegaskan peran dan langkah diplomasi Indonesia dalam situasi dunia yang semakin tak menentu ini. Indonesia harus tetap berdiri tegak untuk kepentingan nasional. Upaya menjaga perdamaian dan kesejahteraan dunia juga terus dilakukan.
”Rivalitas antara kekuatan-kekuatan besar kerap terjadi dalam pertemuan semacam EAS dan APEC. Indonesia harus tetap kuat,” ujar Retno.
Di tingkat ASEAN, Retno menegaskan bahwa diperlukan upaya secara berkesinambungan dari negara-negara di dalamnya untuk menciptakan kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera. Penting bagi ASEAN untuk menjaga kesatuan, sentralitas, dan relevansinya.
Dalam hal ini, Indonesia menginisiasi konsep kerja sama Indo-Pasifik yang sedang difinalisasi sebagai konsep ASEAN. ”ASEAN tidak boleh pasif dan harus selalu berusaha menjadi bagian dari penyelesaian masalah” kata Retno.
Pergelaran Diplofest selanjutnya akan dilaksanakan di Yogyakarta pada 26-27 Oktober 2018. Kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan dunia diplomasi dan langkah diplomasi Indonesia kepada mahasiswa serta anak-anak milenial. (FAJAR RAMADHAN)