JAKARTA, KOMPAS — Kemunculan jenis kamera mirrorless atau nircermin yang beragam kini semakin menambah minat pencinta kamera untuk bermain pada fotografi jalanan. Bodi kamera yang ringkas dan ringan menjadi bentuk ideal untuk menciptakan hasil terbaik.
PT Fujifilm Indonesia mengumumkan peluncuran kamera Fujifilm GFX 50R dengan sensor medium format (43,8 x 32,9 milimeter). Kamera ini dilengkapi dengan resolusi gambar 51,4 megapiksel.
Pilihan bagi pencinta fotografi jalanan kini kian beragam dengan munculnya GFX 50R. Kamera ini memiliki bobot 145 gram lebih ringan dan 25 milimeter lebih ramping dari pendahulunya, Fujifilm GFX 50S.
Selain GFX 50R yang memiliki berat 775 gram, sebelumnya Canon juga merilis kamera nircermin EOS R yang memiliki berat lebih ringan, yaitu 660 gram, pada September 2018. Kemunculan produk-produk tersebut semakin memanjakan penikmat fotografi jalanan.
Dibandingkan dengan GFX 50S, GFX 50R memang terasa lebih ringan dan dan praktis untuk dibawa-bawa. Kamera ini juga dirancang tahan cuaca dan debu serta dapat beroperasi pada suhu serendah minus 10 derajat celsius.
Sensor CMOS pada GFX 50R sama dengan yang digunakan oleh EOS R. Bedanya, format medium pada GFX 50R ditengarai memiliki kemampuan penerimaan cahaya piksel lebih baik daripada kamera full frame seperti EOS R, tentu dengan resolusi yang sama. Lensa mikronya dirancang untuk kinerja pengumpulan cahaya dan resolusi gambar.
”Saat memotret air dengan highlight yang diturunkan, tekstur dan warnanya bisa terlihat dengan jelas,” kata Govinda Rumi, seorang fotografer profesional.
Ia menambahkan, saat menggunakan kamera medium format, komposisi harus dipertimbangkan. Hal itu karena detail dalam sebuah obyek sangat banyak dan fotografer harus menentukan detail yang akan diambil.
”Salah satu contohnya saat saya mendekati seekor anjing dan mengambil foto di bagian kakinya. Saya mendapatkan detail bulu-bulunya,” kata Govinda.
Hening
Salah satu fitur yang terdapat dalam GFX 50R adalah electronic shutter. Dengan fitur tersebut, jepretan kamera terasa hening. Hal itu memungkinkan untuk memotret tanpa orang sadar jika sedang dipotret. Terlebih obyek manusia dalam fotografi jalanan akan lebih terasa rileks.
General Manager PT Fujifilm Indonesia Johannes J Rampi mengatakan, desain GFX 50R yang lebih ramping tak mengorbankan kekhasan kamera Fujifilm. Mode dials untuk exposure compensation dan shutter speed masih terdapat di bagian kanan atas.
”Semua bisa diatur sebelum kamera dinyalakan, baik shutter speed, ISO, maupun lainnya,” katanya.
Fujifilm GFX 50R tepat jika disandingkan dengan Canon EOS R yang dirilis dalam waktu berdekatan. Keduanya menggunakan prosesor berbeda yang sama kuat. GFX 50R menggunakan X Processor Pro dan EOS R dengan Digic 8. Perbedaan keduanya terlihat jelas pada resolusi gambarnya lantaran EOS R hanya beresolusi 30 megapiksel.
Namun, resolusi video GFX 50R masih sebatas Full HD (1920 x 1080). Ini berbeda dengan EOS R yang sudah beresolusi 4K (3840 x 2160). Selain itu, GFX 50R hanya memiliki satu slot untuk storage media, sedangkan EOS R punya dua.
Dalam masa pre-order-nya, kamera GFX 50R dibanderol dengan harga yang masih relatif lebih mahal daripada EOS R saat pertama kali diluncurkan. GFX 50R dibanderol dengan harga mendekati Rp 70 juta, sedangkan EOS R mendekati Rp 40 juta. (FAJAR RAMADHAN)