Tak Efektif, PDI-P Tinggalkan Gaya Kampanye Massal
Oleh
Agnes Theodora
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kampanye dalam bentuk pengerahan dan pengumpulan massa dalam jumlah besar dinilai tidak lagi efektif untuk Pemilihan Umum 2019. Untuk mencapai target kemenangan pemilihan presiden 70 persen dan kemenangan di pemilihan legislatif, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan fokus pada kampanye ”jemput bola” mendatangi pemilih dari rumah ke rumah.
Untuk itu, partai berlambang banteng itu mengerahkan kadernya dari struktur pengurus pusat hingga tingkat terkecil di daerah. Dalam Safari Kebangsaan Jilid II PDI-P, para kader berkeliling ke sejumlah daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah, melalui jalur selatan Pulau Jawa, 24-26 November 2018.
Sebelumnya, safari sejenis untuk pengarahan dan konsolidasi kader partai itu juga sudah diadakan di sebagian wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur pada 17-19 November 2018.
Dalam konsolidasi di Kabupaten Bandung Barat, bersama Dewan Pimpinan Cabang PDI-P Kabupaten Bandung dan Bandung Barat, Sabtu (24/11/2018) siang, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, kunci kemenangan pada pemilu mendatang tidak lagi bertumpu pada pengerahan massal, tetapi semangat gotong royong kader untuk berkampanye dari rumah ke rumah di daerah pemilihan masing-masing.
Pendekatan kampanye berbasis massa dinilai sudah tidak efektif lagi di Pemilu 2019 yang menggabungkan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Persaingan semakin ketat sehingga pendekatan personal menjadi kunci untuk menang di pemilu.
Pentingnya pendekatan personal yang sifatnya mikro juga disampaikan calon presiden Joko Widodo, yang juga kader PDI-P, melalui tayangan video yang ditampilkan di depan para kader saat acara konsolidasi dan pembekalan.
”Setelah konsolidasi ini, tiada hari tanpa pergerakan ke bawah, tiada hari tanpa menyapa rakyat. Ada rakyat sedang berkumpul, datangi. Kunci kemenangan kita ada di situ. Semangat gotong royong. Bukan logistik,” kata Hasto.
Adapun di Jawa Barat, PDI-P menargetkan kemenangan 60 persen untuk Joko Widodo-Ma’ruf Amin di pilpres serta mempertahankan capaian Pileg 2014. Adapun pada pemilu yang lalu PDI-P mendapat suara terbanyak di Jabar sebanyak 4.159.411 suara dan 4.295.605 di Jawa Tengah.
Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat mengatakan, sebagai partai yang memiliki struktur kader hingga ke tingkat desa, PDI-P harus memanfaatkan kekuatan tersebut untuk melakukan kampanye personal atau microtargeting. Setiap pimpinan anak cabang (PAC) PDI-P diminta mengerahkan kadernya untuk kampanye dari rumah ke rumah setiap hari.
Ia juga meminta kader untuk aktif berkampanye di media sosial. ”Sekarang ini zamannya medsos. Coba setiap orang saat turun merekam testimoni orang di pasar dan di rumah-rumah. Tanyakan, apa yang dirasakan orang dengan program Jokowi selama ini, biarkan alamiah jangan di-setting,” kata Djarot.