JAKARTA, KOMPAS — Peran tokoh lintas agama diperlukan untuk meredam perpecahan dan menguatkan persaudaraan di tengah berkembangnya politik identitas, fitnah, dan hoaks yang tersebar dalam masyarakat.
Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Maman Imanulhaq, mengatakan hal ini ketika menjadi pembicara dalam Dialog Lintas Agama Sasana Harjuno di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (24/11/2018).
”Pilpres 2019 bukan ajang kontestasi semata, tetapi momentum untuk menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa. Pilpres harus jadi ajang adu ide, gagasan, dan pikiran bagaimana mewujudkan Indonesia yang lebih baik, mandiri, dan berdaulat,” kata Maman dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.
Tokoh muda Nahdlatul Ulama ini berharap tokoh agama memberikan pendidikan politik terkait pemilu kepada umat masing-masing dengan mengedepankan spirit agama yang penuh kasih, mencerdaskan, dan memperkuat nasionalisme.
Tokoh agama diharapkan memberikan pendidikan politik terkait pemilu kepada umat masing-masing dengan mengedepankan spirit agama yang penuh kasih, mencerdaskan, dan memperkuat nasionalisme.
”Dakwah kebencian yang disuarakan sekelompok kecil orang yang tidak bertanggung jawab harus diantisipasi dengan dakwah kebangsaan. Ini penting untuk mencegah keretakan sosial yang kalau dibiarkan akan membuat keadaban dan kesantunan kita menurun,” lanjutnya.
Sebelumnya, Maman melantik Relawan Laskar Juang Rakyat Indonesia (Lajuri) Kebumen. Pelantikan dihadiri Ketua Umum Pusat Lajuri Fauzi Fahrurozie, tim kampanye daerah, dan para caleg daerah dari sembilan partai Koalisi Indonesia Kerja.
”Setelah deklarasi ini, semua harus bergerak. Semua harus turun melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang prestasi Jokowi dan apa yang jadi solusi Jokowi-Ma’ruf bagi masa depan Indonesia. Targetnya, Jokowi-Ma’ruf meraih 70 persen di Jawa Tengah,” kata mantan anggota DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Maman mengingatkan relawan untuk berkampanye dengan baik. Di samping itu, ia juga mengajak relawan untuk tidak bermusuhan dengan pihak yang berbeda pilihan.
Pilihan politik boleh berbeda, tetapi hubungan pertemanan atau kerukunan sosial harus dijunjung tinggi.
”Pilihan politik boleh berbeda, tetapi hubungan pertemanan atau kerukunan sosial harus dijunjung tinggi,” katanya. (INSAN ALFAJRI)