BEKASI, KOMPAS — Bus transpatriot yang operasionalnya di Kota Bekasi, Jawa Barat, sempat mangkrak dalam setahun akan diuji coba mulai Senin (26/11/2018). Namun, soal tarif dan teknis operasional masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan badan usaha milik daerah yang mengelola.
Bus transpatriot merupakan moda transportasi massal di dalam Kota Bekasi yang sudah disiapkan Pemerintah Kota Bekasi sejak 2017. Sebanyak sembilan bus berkapasitas 32 orang dan sejumlah halte sudah ada. Namun, operasionalnya terkendala karena belum ada badan usaha milik daerah (BUMD) untuk mengelolanya. Menurut rencana, pada Desember 2018, BUMD pengelola baru ditunjuk, yaitu Perusahaan Daerah (PD) Mitra Patriot.
Kepala Dinas Perhubungan Yayan Yuliana, Minggu (25/11/2018), di Bekasi, mengatakan, uji coba dimulai Senin ini. Adapun rute yang ditempuh adalah Terminal Bekasi-Harapan Indah dan sebaliknya. Terdapat 13 halte yang akan dilalui dari Terminal Bekasi-Harapan Indah, sementara dari arah Harapan Indah-Terminal Bekasi melewati delapan halte.
”Akan tetapi, transpatriot tidak memiliki lajur khusus,” kata Yayan. Pihaknya hanya akan memasang marka jalan di beberapa titik padat untuk memprioritaskan bus itu ketimbang kendaraan lain.
Ia menambahkan, menurut rencana, uji coba akan berlangsung selama sepekan. Selama itu pula, penumpang mendapatkan layanan secara gratis. Tarif bus pun belum ditentukan. ”Setelah uji coba, kami akan mengevaluasi berbagai hal, termasuk menentukan tarif,” kata Hendra.
Hendra mengakui, pihaknya belum mampu menjadi operator moda transportasi publik. Pihaknya menyerahkan operasional transpatriot kepada Perum Damri. PD Mitra Patriot hanya menyediakan kondektur dan satu petugas di setiap halte.
”Perum Damri juga bersedia menanggung biaya operasional selama tiga bulan,” ujar Hendra. Mereka akan mengajukan klaim penggantian ke pemkot setelah tiga bulan. Sebab, semua biaya masih akan disubsidi. Mekanisme itu akan terus berlangsung sampai kondisi keuangan PD Mitra Patriot sudah siap.
Kurangi macet
Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi M Harun Al Rasyid mengapresiasi uji coba operasi bus Transpatriot. Menurut dia, kebijakan tersebut merupakan langkah awal untuk memindahkan masyarakat dari moda transportasi pribadi ke transportasi umum.
Penentuan rute juga cukup ideal, yakni menghubungkan penumpang ke sekolah dan kampus, pusat perbelanjaan, serta stasiun. Akan tetapi, sebagian besar warga Kota Bekasi tidak hanya bermobilitas di dalam kota. Mereka justru lebih sering pergi ke wilayah lain, seperti Kabupaten Bekasi dan DKI Jakarta.
Yayan mengatakan, kehadiran bus transpatriot diharapkan mampu mengurangi kemacetan sekitar 30 persen. Saat ini, perbandingan volume kendaraan dengan kapasitas jalan (v/c ratio) mencapai angka 0,8. ”Kami berharap kemacetan bisa berkurang menjadi 0,5,” katanya.
Selama ini, moda transportasi umum di dalam kota hanya angkot. Masyarakat pun lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi. Kemacetan bertambah parah karena imbas pembangunan Tol Becakayu. Apalagi, jalan utama di sana, Jalan Raya Kalimalang, juga dilintasi truk kelebihan muatan dan dimensi menuju ke arah pantura.