PALEMBANG, KOMPAS — Elektabilitas pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin, di Sumatera Selatan masih rendah, yakni sekitar 37 persen. Jokowi menekankan agar menjalankan skema door to door dan bertemu langsung dengan masyarakat untuk memperoleh dukungan. Dengan cara ini, Jokowi menargetkan angka ini dapat meningkat hingga 50 persen pada Desember 2018.
Hal itu disampaikan Joko Widodo di hadapan 2.900 calon anggota legislatif dari sembilan partai koalisi di Palembang, Minggu (25/11/2018). Hadir dalam acara tersebut Ketua Tim Kampanye Nasional Erick Thohir, Ketua Partai Golkar sekaligus Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Jokowi mengatakan, keberadaan media sosial membuat informasi semakin mudah menyebar. Hal itu menjadikan adanya perubahan besar pada lanskap ekonomi, sosial, termasuk politik. Sekarang memasang spanduk dan baliho termasuk mengumpulkan massa tidak lagi mendongkrak raihan dukungan.
”Saat ini yang paling utama adalah datang ke masyarakat secara langsung secara door to door dan memperkenalkan diri serta program,” ujarnya.
Hal ini terbukti ampuh mendongkrak suara, seperti dilakukan Joko Widodo saat mencalonkan diri sebagai wali kota Solo pada tahun 2005. ”Saat itu, tidak ada yang mengenal saya. Namun, dari pagi hingga tengah malam, saya menemui warga dan memaparkan program,” ujarnya.
Hasilnya, Jokowi memperoleh suara 37 persen. Hal serupa juga dilakukan di periode kedua. Hasilnya, Jokowi kembali memperoleh dukungan 91 persen. Tidak sampai di sana, pola door to door juga dilakukan ketika mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta dan akhirnya memperoleh kemenangan.
Ada beberapa program yang sudah terlaksana mulai dari Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang sudah dibagikan sekitar 92 juta KIS, selanjutnya dibagikan 19 juta Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan sertifikat tanah yang hingga 2019 sebanyak 21 juta orang telah menerima sertifikat. Belum lagi pembangunan infrastruktur.
Khusus di Sumsel ada beberapa sarana infrastruktur yang dibangun, mulai dari kereta ringan (LRT), pembangunan jalan tol, Jembatan Musi IV, hingga sejumlah sarana olahraga di Jakabaring, Palembang.
Di sisi lain, Jokowi menyadari permasalahan harga karet dan sawit yang sedang anjlok menjadi masalah yang belum terselesaikan. Pemerintah tidak bisa berbuat banyak karena kedua komoditas ini merupakan komoditas internasional yang harganya sangat berkaitan dengan pasar dunia. ”Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di beberapa negara lain seperti Malaysia,” ucapnya.
Mengatasi masalah itu, dalam waktu dekat pemerintah akan membeli karet milik rakyat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebanyak 5.000 ton dengan harga Rp 7.500-Rp 8.000 per kilogram.
Adapun untuk kelapa sawit, ujar Jokowi, pemerintah akan meneruskan program peremajaan (replanting) kelapa sawit sehingga produksi sawit dapat ditingkatkan.
Ketua Tim Kampanye Daerah Sumatera Selatan Syahrial Oesman mengatakan, pihaknya akan merapatkan barisan untuk memenangkan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin untuk dapat memimpin Indonesia satu periode ke depan.