Meski Diboikot Kubu Prabowo, "Metro TV" Akan Tetap Obyektif
Oleh
A Ponco Anggoro
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sekalipun diboikot oleh Badan Pemenangan Nasional Calon Presiden Prabowo Subianto-Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahuddin Uno, Metro TV akan tetap berupaya menghadirkan pemberitaan Pemilu 2019 yang obyektif. Metro TV akan tetap meliput kegiatan Prabowo-Sandi. Metro TV juga akan tetap mengundang narasumber dari kubu Prabowo-Sandi.
“Kalau teman-teman di sana (Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi) memboikot, silakan saja. Namun bagi Metro TV, kami akan berjalan seperti biasa, tetap berusaha menghadirkan pemberitaan yang obyektif,” ujar Pemimpin Redaksi Metro TV Don Bosco Selamun saat dihubungi, Senin (26/11).
Dengan sikap dasar itu, Metro TV tak akan terpengaruh dengan boikot, dan akan tetap meliput kegiatan Prabowo-Sandi dan kubunya. Metro TV juga akan tetap mengundang narasumber dari kubu Prabowo-Sandi dalam acara-acara di Metro TV yang memang mengharuskan kehadiran mereka untuk keberimbangan diskusi.
“Jadi kita akan tetap meliput. Nanti kalau mereka tidak terima, ya kita akan tetap usahakan dapat supaya kita tetap bisa obyektif. Namun kalau mereka tidak mau datang ke studio (untuk acara diskusi di Metro TV) ya itu hak mereka,” katanya.
Sikap itu diambil Metro TV sekalipun diboikot, karena hak publik memperoleh informasi terkait program dan kerja dari Prabowo-Sandi. Apalagi program dan kerja mereka jika kelak terpilih di Pemilu Presiden 2019 akan menyentuh masyarakat.
Mengenai pandangan bahwa Metro TV selama ini tidak berimbang dalam memberitakan Pilpres 2019 sehingga membuat BPN Prabowo-Sandi memboikot Metro TV, Don Bosco Selamun membantahnya. “Metro TV selalu meliput kegiatan mereka. Ada berita bagus, ada juga berita yang perlu dikritisi,” tambahnya.
Begitu pula saat acara-acara diskusi di Metro TV. Metro TV selalu mengundang narasumber dari kubu Prabowo-Sandi tatkala agenda diskusi membahas seputar Pilpres 2019.
Hanya saja dia mengharapkan pengertian dari setiap narasumber yang diundang untuk berbicara berdasarkan fakta dan data. Sebab jika tidak, penyiar sebagai moderator memang ditugaskan untuk memotong pembicaraan dari narasumber tersebut.
“Kita lihat selama ini seringkali ada kritik, pernyataan, yang enak didengar publik tetapi tidak ada basis datanya. Otomatis kita akan meminta penyiar untuk mengejar basis datanya. Kalau narasumber tidak bisa menyajikan data, ya penyiar akan memotongnya. Kebijakan ini tidak berlaku untuk narasumber dari kubu Prabowo-Sandi saja, tetapi semua narasumber berlaku sama. Ini hukum talk show yang berkualitas,” jelasnya.
Dia melanjutkan, berbicara berdasarkan fakta dan data itu penting karena Metro TV ingin agar publik tidak bias dalam mengambil kesimpulan dari diskusi yang digelar di Metro TV. Selain itu, Metro TV tidak ingin diskusi berubah menjadi debat kusir yang tidak ada gunanya bagi publik.