BRUSSELS, MINGGU Setelah menjalani proses negosiasi selama 20 bulan, para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa (UE), Minggu (25/11/2018), memberikan persetujuan atas keluarnya Inggris dari UE. Inggris disepakati keluar dari UE pada 29 Maret tahun depan.
Persetujuan itu dilakukan di Brussels oleh para pemimpin 27 negara anggota UE. Persetujuan yang diambil secara bulat ini masih harus disahkan parlemen Inggris dan parlemen UE. Perdana Menteri Inggris Theresa May menyatakan akan meminta persetujuan parlemen negaranya pada awal Desember.
Ini merupakan tantangan besar lain yang masih harus dihadapi May karena besarnya suara penolakan atas draf kesepakatan, baik dari partainya maupun oposisi.
PM May pada hari yang bersejarah itu menulis ”surat untuk bangsa”, berisi permintaan dukungan demi kepentingan nasional. Dia mengatakan, keluarnya Inggris dari UE ”menandai titik di mana kita mengesampingkan label ’keluar’ dan ’tetap’ untuk selamanya, dan kita bersama-sama kembali sebagai satu bangsa”.
Sebagaimana dikutip BBC, PM May selama dua pekan ke depan akan berkeliling Inggris untuk menjajakan kesepakatan sebelum voting di parlemen digelar pada pekan kedua Desember.
Berbagai komentar muncul mengikuti perpisahan selamanya UE dengan Inggris. Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker menyebut keluarnya Inggris (Brexit) sebagai sebuah ”tragedi”. Ia mengatakan, hari itu sebagai ”hari yang menyedihkan”. Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengatakan, ”Tidak seorang pun mempunyai alasan untuk gembira.”
Adapun Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, hari itu merupakan saat yang bersejarah yang mengundang perasaan ambivalen. ”Adalah tragis bahwa Inggris sekarang keluar dari UE setelah 45 tahun, tetapi kita tentu saja harus menghormati suara rakyat Inggris,” katanya.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan, pilihan rakyat Inggris menunjukkan bahwa Eropa perlu reformasi. Dia menekankan, Perancis akan meminta Inggris terus memperketat ketentuan UE, terutama dalam hal lingkungan, dan sebaliknya memberikan akses perdagangan yang mudah.
PM Belanda Mark Rutte, yang negaranya merupakan salah satu mitra terdekat Inggris, mengingatkan oposisi Inggris bahwa kesepakatan itu merupakan yang terbaik. ”Saya yakin tidak ada pemenang, Kita semua kalah karena Inggris pergi,” katanya.
Ketua Juru Runding UE Michel Barnier mengatakan, kini fase pertama telah selesai. Inggris dan UE perlu bekerja sama untuk sebuah ”kemitraan yang ambisius dan belum pernah terjadi”.
Dua poin penting
Dua poin penting yang disetujui para pemimpin UE adalah tentang bagaimana menetapkan keluarnya Inggris. Dalam hal ini meliputi rancangan uang ”perceraian” sebesar 39 miliar pound sterling, hak warga negara, dan membiarkan Irlandia Utara tetap terbuka.
Selain itu, UE menyetujui deklarasi politik yang menetapkan tentang hubungan dengan UE setelah Inggris keluar, termasuk bagaimana hubungan perdagangan dan keamanan.
Sementara itu, soal Pulau Gilbraltar yang sempat diangkat oleh PM Spanyol Pedro Sanchez, akhirnya dikeluarkan dari kesepakatan. Hal ini terjadi setelah Inggris berjanji untuk melanjutkan perundingan bilateral pasca-Brexit.
Tergantung parlemen
Kini keputusan selanjutnya ada di parlemen. Banyak anggota parlemen Inggris mempertanyakan tentang ketentuan tetap dibukanya perbatasan antara Irlandia Utara dan Irlandia. Kekhawatiran lain menyangkut hak mencari ikan dan ketentuan bahwa Inggris harus tetap memberi akses ke pasar UE.
Mantan pemimpin Konservatif, Duncan Smith, menyatakan, sangat sulit untuk memberikan dukungan terhadap kesepakatan. Menurut Smith, Inggris terlalu banyak menyerah kepada UE. Pemimpin Partai Nasional Skotlandia Nicola Sturgeon juga menyampaikan hal sama, kesepakatan yang dicapai itu merupakan kesepakatan yang buruk.
Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt mengatakan, hitung-hitungan di parlemen memang sangat menantang dalam dua pekan ke depan. ”Namun, saya pikir apa yang akan dilakukan rekan- rekan saya adalah bahwa mereka berpikir untuk kepentingan nasional,” kata Hunt yang baru Juli lalu diangkat sebagai menteri luar negeri, menggantikan Boris Johnson yang mundur.
Dalam wawancara dengan BBC, Hunt mengatakan, dalam kesepakatan yang telah disetujui pemimpin UE, Inggris mendapatkan 70-80 persen dari yang diinginkan. Kesepakatan juga akan dibawa ke parlemen Eropa untuk dilakukan voting.(AFP/AP/REUTERS/RET)