Menangkap Peluang Investasi di Tengah Pembangunan MRT
“Mengencangkan ikat pinggang” tak berarti harus menghentikan langkah strategis investasi. Memanfaatkan dan mengoptimalkan aset yang ada saja sudah mampu menerobos value yang tinggi. Terlebih, saat percepatan pembangunan infrastruktur seperti mass rapid transit (MRT) diam-diam bakal ikut mendongkrak kebutuhan hunian vertikal apartemen di Jakarta.
Tidak mau ketinggalan, Astra pun kini membidik peluang besar dari pembangunan MRT. Astra tidak lagi sekedar membidik peruntungan di daerah “kepala naga”, Jakarta Utara.
Sejauh ini, pada tahun 2014, Astra membangun tiga menara apartemen Anandamaya Residence di atas lahan seluas 1,6 hektar, tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. Kemudian, PT Astra Land Indonesia yang menggandeng Hongkong Land membangun proyek strategis klaster hunian Asya seluas 70 hektar di daerah Cakung, Jakarta Timur, yang diluncurkan akhir November 2017.
Tergerak memanfaatkan aset lahan lain yang dimilikinya, Astra Land kembali membidik peruntungan dengan membangun apartemen Arumaya di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Lokasinya strategis, kira-kira hanya sejauh satu kilometer menuju stasiun MRT, dibangun di atas lahan seluas 2,6 hektar.
Menara dengan ketinggian 22 lantai ini akan memiliki total 262 unit apartemen, dengan 16 unit di antaranya bangunan landed house.
Direktur Regional Head of Advisory JLL Indonesia Vivin Harsanto dalam perayaan dua tahun PT Astra Property di Jakarta, Jumat (23/11/2018), mengatakan, “Dua tahun Astra Property bukan cuma ibarat bayi yang baru bisa merangkak, tetapi sudah seperti anak kecil berlari kencang. Ekspansif sekali menangkap peluang".
"Seperti kita ketahui, seluruh Jakarta akan dilewati infrastruktur yang atraktif seperti jalan tol, LRT, MRT, dan kereta commuterline. Itu harus dimanfaatkan,” ujar Vivin.
Begitu ekspansifnya, tidak sekedar bergerak cepat dalam membangun, Astra Property pun menempatkan kantor pemasaran dari Arumaya di Gedung WTC 1, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Astra tampaknya ingin mendekatkan diri dengan konsumen dari eksekutif-eksekutif yang berkantor di pusat kota Jakarta. Meski Arumaya dibangun di Jakarta Selatan.
Tidak dapat ditutupi kini pemain properti sedang menunggu kepastian pasar, namun Presiden Direktur PT Astra Land Indonesia Wibowo Muljono mengatakan, Astra Land akan jalan terus.
“Kita justru melihat animo bagus dari dua proyek sebelumnya. Jadi, jalan saja dengan launching properti ini. Dengan ground breaking, ini sudah menegaskan pembangunan harus dilakukan,” ujar Wibowo.
Diakui Wibowo, penjualan Astra Land tidak lebih mudah di tahun ini. Apalagi, ada proyek-proyek lain juga yang dirintis oleh Astra sendiri. Jika dilihat secara hitung-hitungan, cost of sales naik.
“Tapi ya itu, justru kita di saat seperti ini harus \'menjemput bola\', lebih aktif dan mau menyamperin calon konsumen. Tidak bisa duduk diam, seperti tahun 2012, properti menjadi primadona. Ibaratnya, kita duduk di kantor saja, orang datang dengan sendirinya dan booking fee,” kata Wibowo, sambil tersenyum lebar mengisahkan penjualan Anandamaya Residence.
Dengan berkembangnya instrumen investasi dan pasar, kerja keras demi mencapai target penjualan harus dilakukan. Sudah banyak orang menyadari, tidak perlu takut dengan pasar yang sedang jelek.
“Penjualan masih memiliki peluang, tetapi harus dikejar semaksimal mungkin. Selama masih bisa dihitung penjualannya, pengusaha properti tetap akan berani meluncurkan. Yes, (pasar) lagi lesu. Yes, banyak kompetisi. Tetapi, semua masih bisa diperhitungkan,” ujar Wibowo.
Strategi ekspansi
Dengan optimisme seperti itu, Astra Land tampak sekali terus akan berekspansi. Menurut Wibowo, pertama-tama, strategi yang dicanangkan adalah membeli lahan dengan cara joint venture, seperti dilakukan di Jakarta Garden City. Kedua, membeli lahan secara penuh seperti dikerjakan di daerah Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Langkah ketiga, justru memanfaatkan aset-aset yang selama ini sudah dimiliki Astra. Kalau melihat ada nilai yang bisa dinaikkan, Astra Land lebih mengoptimalkan langkah ketiga ini.
“Nah, lahan di TB Simatupang untuk Arumaya ini memang sudah dimiliki. Dan, secara value akan sayang sekali kalau hanya dipergunakan sebagai lahan parkir,” tegas Wibowo.
Mengapa bukan lahan-lahan Astra di lokasi lain yang dimanfaatkan? Pertimbangan utamanya adalah, membidik manfaat pembangunan MRT. Kebetulan, jalur MRT di TB Simatupang, tepatnya Lebak Bulus-Fatmawati, dibangun persis di dekat lahan Arumaya.
“Kelak, dengan adanya MRT ini, kita bisa membayangkan dahulu, waktu tempuh dari TB Simatupang ke Sudirman hanya membutuhkan waktu 30 menit. Itu sudah cepat sekali,” tegas Wibowo.
Penjualan Arumaya pun makin didorong seiring pembangunan MRT. Makin mendekati operasional MRT di hari-H, penjualan akan makin diintensifkan.
Astra Land menjual produk Arumaya dengan harga rata-rata mencapai sekitar 40 juta per meter persegi. Sementara harga jual unit terkecilnya mencapai Rp 2,1 miliar. Dari 262 unit, sekitar 75 persennya didesain dengan dua kamar, sedangkan 25 persennya memiliki tipe besar.
Customer experience akan menjadi pijakan kepemilikan Arumamaya. Pembeli properti ini akan selalu didampingi, karena tidak sekadar membeli putus, melainkan dibantu apabila properti ini akan disewakan.
Pasar perumahan di kawasan TB Simatupang memang masih didominasi jual-beli dibandingkan sewa. Biasanya, jual-beli lebih dilakukan oleh perusahaan lokal, sedangkan sistem sewa dilakukan oleh perusahaan asing.
“Beberapa tahun terakhir ini, kami melihat kawasan TB Simatupang ini banyak sekali supply untuk perkantoran yang dijual-belikan, karena kawasan ini dinilai sebagai second CBD. Sebetulnya, sudah ada rencana untuk mengembangkan kembali perkantoran Astra di kawasan Simatupang, tetapi perlu sikap kehati-hatian. Ini berbeda dengan pertimbangan dalam pengembangan residensial di kawasan ini,” ujar Wibowo.
Wibowo menjelaskan, integrasi properti dengan bisnis Astra lain dilakukan sejajar dengan komitmen diversifikasinya. Peluang ini diambil, karena prinsip Astra ingin tumbuh bersama pembangunan bangsa.
Di masa depan, bisnis properti Astra Land akan bersinergi dengan sekian banyak bisnis Astra. Salah satunya, sinergi dengan investasi Astra di infrastruktur jalan tol.
Dewi Damajanti Widjaja, Head of Mortgage Permata Bank, mengatakan, investasi di bidang properti memang harus terus didorong. Apalagi, properti adalah kebutuhan semua orang. Generasi milenial yang mencapai 37 persen dari total populasi juga membutuhkan hunian.
Properti juga dapat diberdayakan sebagai sumber pendapatan, selain gaji dari pekerjaan utama. Tentu saja, bila ingin menyewakan aset properti maka harus dipilih lokasi yang premium seperti di TB Simatupang.
Melihat perkembangan investasi properti, CEO PT Lead Property Services Indonesia Hendra Hartono mengatakan, kondisi penyewaan apartemen premium saat ini masih stabil karena kantor pusat dari berbagai perusahaan ada di Jakarta. Begitu juga kehadiran para ekspatriat sebagai senior advisor yang mendorong kebutuhan terhadap apartemen sewa.
Seorang desain interior, Karin selaku prinsipal Kezia Karin Studio memberikan catatan pentingnya desain yang comfort dan sustainable. Bagi mereka yang menjadikan apartemen sebagai investasi, pertimbangan pemilihan material ruang yang awet dan harga terjangkau perlu dipertimbangkan. Di sinilah, peran pengembang dalam menempatkan material bagi ruang apartemennya sangat menentukan.