JAKARTA, KOMPAS — Penerimaan dana kampanye pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melonjak sekitar Rp 10 miliar dari bulan lalu menjadi Rp 41,9 miliar. Peningkatan ini didominasi tambahan sumbangan pribadi dari Prabowo.
Pada periode November 2018, Prabowo menyumbang uang sebesar Rp 7 miliar dan jasa senilai Rp 4,96 miliar. Jumlah ini meningkat tajam dibandingkan dengan Oktober 2018—sumbangan Prabowo hanya sebesar Rp 3,7 miliar.
Meski demikian, mayoritas penerimaan dana kampanye pasangan calon nomor urut 2 tersebut masih berasal dari Sandiaga, dengan nilai Rp 28 miliar. Besaran ini pun meningkat Rp 1,5 miliar dibandingkan dengan bulan lalu.
Penerimaan lain berasal dari sumbangan Partai Gerindra sebesar Rp 1,4 miliar. Sementara sumbangan perseorangan dan kelompok masih relatif kecil, dengan masing-masing sebesar Rp 10.050.000 dan Rp 27.563.000.
Bendahara Umum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Thomas Djiwandono, pada Rabu (28/11/2018) malam menyampaikan rincian tersebut di Media Center Prabowo-Sandiaga di Jakarta. Dalam acara tersebut, hadir pula Sandiaga dan juru bicara tim sukses Sudirman Said.
Dari Rp 41,9 miliar yang terkumpul, dana yang sudah digunakan sebesar Rp 34,5 miliar. Pos pengeluaran terbesar adalah ”kegiatan lain” sebesar Rp 21,6 miliar atau sekitar 67,8 persen dari total pengeluaran. Thomas menuturkan, pos ”kegiatan lain” ini mencakup kampanye melalui media sosial, penyelenggaraan media center, serta kegiatan penguatan teritori dan jaringan.
”Teritori dan jaringan ini contohnya adalah penguatan posko-posko dan kegiatan relawan,” kata Thomas.
Sandiaga menyebutkan, pihaknya berusaha menghemat pengeluaran dana kampanye. Kunjungan tatap muka yang ia lakukan selama ini difokuskan pada kegiatan yang relatif tidak membutuhkan dana besar, lanjutnya, seperti kunjungan ke kelompok usaha kecil dan mikro (UKM) serta tokoh masyarakat.
Sudirman mengatakan, hampir seluruh pertemuan pasangan calon di daerah merupakan hasil penyelenggaraan masyarakat. Perlengkapan seperti spanduk dan stiker, kata Sudirman, dibuat oleh masyarakat.
”Ada 762 kegiatan kunjungan pasangan calon di daerah. Apabila setiap kunjungan membutuhkan dana sebesar Rp 10 juta-Rp 15 juta, berarti total ada Rp 10 miliar dari masyarakat yang secara mandiri mengundang Prabowo-Sandi,” ujar Sudirman.
Dana terpisah
Sementara itu, Thomas mengatakan, dana yang berasal dari penggalangan pribadi Prabowo sejak Juni 2018 tersebut sudah terkumpul sebesar Rp 2,1 miliar. Dana ini belum digunakan dan belum digabungkan dengan dana kampanye Tim BPN Prabowo-Sandi.
”Penggalangan dana itu, kan, sudah dimulai sebelum deklarasi dan penetapan pasangan calon. Posisi rekening (Dana Perjuangan Prabowo) di luar dana kampanye BPN, tetapi kami belum memakainya,” ucapnya.
Thomas mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan berkonsultasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terkait penggunaan dana tersebut.