DETROIT, SENIN — Di tengah pengangguran yang rendah, ekonomi yang tengah tumbuh, dan penjualan mobil di Amerika Serikat yang mendekati angka tertinggi dalam sejarah, kabar dari dari General Motors terasa mengentak kesadaran. Manajemen perseroan pada Senin (26/11/2018) mengumumkan bakal memangkas 14.000 pekerja di Amerika Utara dan membuka kemungkinan penutupan lima pabriknya.
Pihak manajemen menyatakan, aksi korporasi itu dilakukan sebagai bagian dari program restrukturisasi besar. Tujuannya adalah dana segar akan dibelanjakan untuk inovasi. Beberapa model mobil akan ditinggalkan General Motors(GM) dan restrukturisasi akan difokuskan pada kendaraan tanpa pengemudi dan kendaraan berbahan bakar listrik.
Ini adalah realitas baru bagi para produsen mobil saat ini. Mereka dihadapkan pada ongkos merancang mobil dan truk bertenaga gas yang menarik bagi pembeli, tetapi pada saat yang sama juga harus mempersiapkan masa depan kendaraan listrik dan kendaraan tanpa pengemudi.
Diungkapkan oleh pihak GM, pengurangan para karyawannya dapat mencapai hingga 8 persen dari total tenaga kerja global GM yang berjumlah 180.000 karyawan. Pengurangan mencakup sekitar 8.000 karyawan kerah putih atau 15 persen tenaga kerja kerah putih GM Amerika Utara.
Aksi korporasi itu menandai perampingan besar GM pertama sejak merumahkan ribuan pekerjaan pada masa Resesi Besar.
Adapun pabrik yang dapat ditutup mencakup pabrik perakitan di Detroit dan Oshawa, Ontario, dan Lordstown, Ohio, serta pabrik transmisi di Warren, Michigan, dan dekat Baltimore. Aksi korporasi itu menandai perampingan besar GM pertama sejak merumahkan ribuan pekerjaan pada masa Resesi Besar.
CEO GM Mary Barra mengatakan, ketika mobil dan truk menjadi lebih kompleks, perseroan akan membutuhkan lebih banyak pemrogram komputer, tetapi lebih sedikit insinyur yang bekerja pada mesin pembakaran internal. ”Kendaraan itu menjadi jauh lebih berorientasi pada perangkat lunak dengan jutaan baris kode. Kami masih membutuhkan banyak sumber daya teknis di perusahaan,” katanya.
Restrukturisasi itu juga mencerminkan perubahan pasar otomotif Amerika Utara karena pabrikan terus bergeser dari mobil menuju SUV dan truk. Pada bulan Oktober, hampir 65 persen dari kendaraan baru yang dijual di AS adalah truk atau SUV. Menurut analis Citi, Itay Michaeli, banyak mobil produksi GM tidak laku.
Langkah GM kemungkinan akan diikuti oleh Ford Motor Co. Perseroan ini juga tengah berjuang mempertahankan satu kaki di masa kini dan satu kaki lainnya di masa depan yang masih ambigu. Ford lebih lambat dalam bereaksi, tetapi perusahaan itu juga mengatakan akan melakukan PHK terhadap sejumlah pekerja kerah putih karena ingin keluar dari industri pasar mobil yang mendukung truk dan SUV.
Isu perang dagang
Pemutusan hubungan kerja belasan ribu karyawan oleh GM kali ini datang di tengah perang perdagangan antara AS, China, dan Eropa yang kemungkinan akan menyebabkan harga kendaraan impor dan kendaraan ekspor dari AS menjadi lebih tinggi. Terkait dengan hal itu, Barra mengatakan, perseroan memang tengah menghadapi tantangan berkaitan dengan tarif, tetapi dia tidak secara langsung menghubungkan keputusan PHK dengan isu perang dagang. Bahkan, GM tidak meramalkan kemerosotan ekonomi dan PHK harus terjadi saat perusahaan kuat dan juga ekonomi kuat.
CEO GM Mary Barra mengatakan, perseroan memang tengah menghadapi tantangan terkait dengan tarif, tetapi dia tidak secara langsung menghubungkan keputusan PHK dengan isu perang dagang.
Yang pasti, pengumuman PHK itu langsung menghadirkan kekhawatiran bagi para karyawan GM. ”Saya tidak tahu bagaimana saya akan memberikan makan kepada keluarga saya,” kata Matt Smith, seorang pekerja di pabrik Ontario, Senin (26/11/2018), di luar gerbang selatan pabrik itu.
Para pekerja memblokir truk yang akan masuk atau keluar dari wilayah itu. ”Sulit. Ini mengerikan,” lanjut Smith. Istri Smith juga bekerja di pabrik itu.
Setelah pengumuman pada Senin pagi, Barra menuju Washington untuk berbicara dengan Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow. Pertemuan ini telah dijadwalkan sebelumnya. Presiden Donald Trump telah menjadikan kembali sektor otomotif dan pekerjanya sebagai bagian besar dari basis kampanye di Ohio dan negara-negara Great Lakes lainnya untuk bisa terpilih kembali pada periode kepresidenan berikutnya.
Trump mengatakan, pemerintahan dan anggota parlemennya mengerahkan ”banyak tekanan” kepada GM. Ia mengatakan, dirinya bersikap keras terhadap Barra dengan memberi tahu bahwa AS telah melakukan banyak hal untuk GM. Jika mobilnya tidak terjual, demikian saran Trump, perusahaan itu harus membuat produk kendaraan yang laku.
Pada rapat umum di dekat pabrik GM Lordstown, Ohio, pada musim panas lalu, Trump mengatakan kepada orang-orang agar tidak menjual rumah mereka karena semua pekerjaan akan kembali. Sebagian besar pabrik yang akan terpengaruh oleh restrukturisasi GM adalah pabrik yang memproduksi mobil di luar pasar AS. Mereka bisa menutup atau menyiapkan kendaraan yang berbeda untuk diproduksi.
Masa depan mereka akan menjadi bagian dari pembicaraan kontrak dengan serikat pekerja United Auto Workers, tahun depan. Serikat yang bermarkas di Detroit itu telah mengecam tindakan GM dan mengancam akan melawan mereka ”melalui setiap jalan tawaran hukum, kontrak dan kolektif yang terbuka untuk keanggotaan para pekerja”.