Perekonomian Daerah Ikut Meningkat
JAKARTA, KOMPAS--Penerbangan murah yang kian marak seiring pembangunan bandara di berbagai daerah turut menopang perekonomian daerah, khususnya sektor pariwisata. Wisatawan semakin mudah bepergian dari satu tempat ke tempat lain.
Kemudahan mengakses daerah tujuan wisata ini membuat jumlah wisatawan semakin meningkat. Bahkan, ada bandara yang menerima penumpang lebih dari kapasitasnya.
Bandara Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menerima 10 juta penumpang pada 2017. Padahal kapasitasnya 9 juta penumpang. Adapun penumpang di Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, pada 2017 sebanyak 282.000 orang, tumbuh 50 persen dalam setahun.
Kedua bandara itu menjadi penopang tujuan wisata prioritas Danau Toba di Sumut. Masyarakat yang ingin berwisata ke Danau Toba bisa terbang dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng (Banten) ke Bandara Silangit atau dari Bandara Kualanamu ke Bandara Silangit. Bahkan, ada penerbangan langsung dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Bandara Silangit.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang dikutip Kompas, Selasa (27/11/2018), pada Januari-September 2018 ada 11,93 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Adapun yang melalui pintu masuk Bandara Kualanamu sebanyak 165.531 kunjungan wisman.
Secara keseluruhan, devisa yang diperoleh Indonesia dari sektor pariwisata pada 2017 sebesar 17 miliar dollar AS.
Manajer Humas dan Protokol Bandara Kualanamu Wisnu Budi Setianto di Medan, Sumut, memaparkan, pada 2017 ada 83.859 penerbangan domestik dan internasional di Bandara Kualanamu. Sekitar 70 persen dari penerbangan itu merupakan penerbangan murah.
Perihal kapasitas penerbangan Bandara Kualanamu -yang saat ini sudah terlampaui-, menurut Wisnu, akan ditingkatkan dari sekitar 70.841 penerbangan per tahun menjadi 92.190 penerbangan per tahun. Terminal penumpang juga akan diperluas sehingga kapasitasnya menjadi 17 juta orang per tahun.
Sementara, sekitar 85 persen dari penerbangan di Bandara Silangit berupa penerbangan murah. Jumlah penumpang diperkirakan terus meningkat, menjadi 400.000 penumpang pada tahun ini.
”Kami akan meningkatkan kapasitas bandara dengan memperpanjang landasan pacu, menambah terminal, dan membangun fasilitas penunjang lainnya,” kata Executive General Manajer Bandara Silangit M Hendra Irawan.
Di DI Yogyakarta, penerbangan murah juga berkontribusi pada peningkatan jumlah wisatawan yang datang.
”Kalau tarif penerbangannya murah, berarti memberi keringanan pada konsumen untuk menggunakan jasa penerbangan,” kata Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta Aris Riyanta.
Menurut Aris, kemajuan pariwisata di suatu daerah bergantung pada beberapa aspek, misalnya akses transportasi, akomodasi, dan atraksi wisata. Khusus untuk akses transportasi, salah satu hal yang sangat menentukan adalah ketersediaan rute penerbangan dengan tarif terjangkau ke daerah wisata.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) DI Yogyakarta, Sudiyanto, menyampaikan, keberadaan penerbangan murah membuat perusahaan perjalanan bisa menekan biaya perjalanan. Selain itu, wisatawan memiliki pilihan transportasi.
Sudiyanto memaparkan, tarif penerbangan merupakan salah satu komponen terbesar dalam biaya perjalanan wisata. Oleh karena itu, jika tarif penerbangan bisa ditekan dengan keberadaan penerbangan murah, maka biaya perjalanan wisata juga akan turun drastis.
General Manager Bandara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta, Agus Pandu Purnama, menuturkan, penerbangan murah bisa jadi pilihan masyarakat yang ingin bepergian cepat dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
Utama
Sementara itu, Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan menyampaikan, penerbangan merupakan penopang utama pariwisata di kawasan Danau Toba.
“Hotel, restoran, dan toko cenderamata baru terus bertambah sejak penerbangan Jakarta-Silangit dibuka pada 2016. Perkembangan pariwisata semakin pesat setelah ada penerbangan internasional Kuala Lumpur-Silangit pada Oktober 2018,” katanya.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Samosir Ombang Siboro. Menurut dia, wisman dan wisatawan domestik yang datang ke Samosir bertambah sejak penerbangan Jakarta-Silangit dan Kuala Lumpur-Silangit dibuka.
Nanci Manalu, warga Medan, menceritakan, beberapa kali berwisata ke sejumlah daerah di Tanah Air dengan memanfaatkan promosi tiket penerbangan murah. Ia mengaku lebih suka bepergian dengan penerbangan berbiaya murah agar bisa menyimpan biaya untuk kebutuhan selama perjalanan, bahkan membeli cendermata.
“Lagi pula, saya tidak terlalu membutuhkan layanan makan, minum, atau berselimut di dalam pesawat,” ujarnya.
Akan tetapi, Kepala Dinas Pariwisata Bali Anak Agung Gede Yuniarta, mengingatkan sisi negatif dari penerbangan murah. Bagi Bali, dampaknya antara lain masalah kepadatan jalan, pembangunan penginapan, perumahan, restoran, sampai dengan permasalahan lingkungan.
Menurut Yuniarta, wisatawan yang datang ke Bali diharapkan berkontribusi pada perekonomian daerah. Salah satu caranya, dengan berbelanja di Bali.
Communication and Legal Section Head Angkasa Pura I Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, menyampaikan, Bandara Ngurah Rai memperbaiki dan meningkatkan fasilitas dari tahun ke tahun. Tujuannya, memberikan hal yang terbaik bagi pengguna bandara. (NSA/HRS/AYS)