Target Wisatawan Mancanegara Tahun 2018 Diyakini Tak Tercapai
Oleh
Maria Clara Wresti
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Pariwisata Arief Yahya memastikan target kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2018 tidak tercapai. Namun, perolehan devisa dipastikan bisa dicapai karena pembelanjaan turis cenderung meningkat.
”Target kunjungan wisatawan mancanegara tahun ini 17 juta orang, tetapi karena gempa di Lombok, banyak wisatawan yang membatalkan perjalanannya ke Indonesia. Jadi, jumlah wisatawan mancanegara tahun ini hanya tercapai 16 juta orang,” kata Arief dalam Indonesia Tourism Outlook 2019 yang diselenggarakan Forum Wartawan Pariwisata di Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Meski jumlah kunjungan turun, devisa yang masuk diperkirakan tetap tinggi. ”Saat ini rata-rata setiap wisatawan mancanegara membelanjakan uangnya di Indonesia sebesar 1.100 dollar AS. Jadi, jika jumlah wisatawan mancanegara 16 juta orang, devisa yang masuk 17,6 miliar dollar AS,” ujar Arief.
Gempa yang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada 5 Agustus 2018 membuat sejumlah calon wisatawan mancanegara batal datang. Pembatalan perjalanan diperkirakan mencapai 75 persen. Di antaranya ada 80.000 wisatawan mancanegara yang akan ke Bali.
”Gempa memang terjadi di Lombok, tetapi imbasnya terasa di Bali karena Bali dan Lombok berdekatan. Banyak wisatawan mancanegara yang menjadikan keduanya sebagai tujuan utama dalam rencana perjalanannya,” katanya.
Arief menambahkan, semula dirinya yakin target akan tercapai karena pada bulan Juni-Juli 2018 target (target bulanan) tercapai. Jika jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tiap bulan mencapai 1,5 juta orang, sampai akhir 2018 akan tercapai 18 juta kunjungan.
”Apa yang terjadi tahun ini mirip dengan yang terjadi pada 2017. Saat itu terjadi erupsi Gunung Agung sehingga banyak turis yang batal datang. Target 16 juta kunjungan hanya tercapai 15 juta kunjungan,” ujarnya.
Sementara itu, Destination Marketing North Asia Tripadivisor Gary Cheng mengatakan, pariwisata Indonesia mempunyai potensi untuk berkembang sangat besar. Banyak negara di dunia sudah menjadikan Indonesia, terutama Bali, sebagai daerah tujuan wisata utama.
”Bagi wisatawan mancanegara dari Eropa, Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Thailand sebagai 10 destinasi favorit. Bagi wisatawan mancanegara dari Timur Tengah, Indonesia di urutan ketiga setelah Thailand dan Filipina. Sementara untuk wisatawan mancanegara asal Asia, Indonesia berada di urutan keempat setelah Jepang, India, dan Thailand,” ujar Cheng.
Untuk meningkatkan kunjungan, Indonesia harus bisa meraih wisatawan mancanegara milenial sebab saat ini mereka juga senang bepergian. Apa yang diinginkan wisatawan mancanegara milenial berbeda dengan tipe wisatawan yang lain. Mereka sangat memperhitungkan harga.
”Dari survei yang dilakukan Tripadvisor, 93 persen responden mengatakan harga menjadi faktor yang terkuat dalam memilih pesanan. Sebanyak 72 persen di antaranya mengatakan tawaran yang menarik (good deal) sangatlah penting,” katanya.
Milenial dinilai tidak lagi mencari tempat yang hangat dan pantai yang berlimpah cahaya mataharinya, tetapi lebih mencari tempat dan budaya yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Mereka mencari tempat-tempat yang menarik dan menyenangkan daripada tempat yang tenang dan bisa membuat rileks.
”Yang tidak kalah penting adalah saat ini semakin banyak orang yang senang bepergian sendiri. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Asia. Bagaimana penyelenggara pariwisata memfasilitasi turis-turis solo ini. Bagaimana paket perjalanan dan penginapannya. Hal ini penting untuk disediakan,” kata Cheng.