CIKARANG, KOMPAS — Tahun ini, beberapa investor luar negeri membangun pabrik-pabrik baru di Indonesia. Pembangunan itu mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang terus bergerak ke arah positif sehingga Indonesia semakin menarik bagi investor asing.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal Farah Ratna Dewi Indriani meresmikan pabrik yoghurt YoyiC di Kawasan Industri Cikarang, Jawa Barat, Kamis (29/11/2018). Pabrik dari perusahaan asal Singapura ini memasok kebutuhan yoghurt Yoyic Diary untuk seluruh wilayah Indonesia dan beberapa negara Asia, seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina.
YoyiC merupakan bagian dari Mengniu yang telah dijual di Hong Kong, Myanmar, Kamboja, Makau, Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Produk YoyiC yang telah dipasarkan adalah yoghurt es krim dan beberapa produk lain.
”Kami memilih membangun pabrik di Indonesia karena Indonesia memiliki populasi 264 juta orang. Hal itu menjadikannya berada di peringkat keempat dunia yang memiliki pasar konsumen yang besar. Di Asia Tenggara, Indonesia berada di peringkat pertama,” tutur Global Chief Executive Officer Mengniu Diary Corporation Jeffrey Lu Minfang.
Jefferey juga mengatakan, taraf hidup masyarakat Indonesia membaik tiap tahun. Begitu pula dengan daya beli dan kesadaran untuk bergaya hidup sehat. Hal ini membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia terus bergerak ke arah yang positif sehingga menjanjikan untuk investor, termasuk investor asing.
Pasar Asia Tenggara menjadi target pemasaran internasional Mengniu Dairy saat ini. Oleh karena itu, pabrik yang dibuat juga ditujukan untuk bisa memenuhi permintaan di seluruh Indonesia dan negara-negara Asia lain.
Pabrik YoyiC Dairy Indonesia dibangun di Kawasan Industri Greenland International Industrial Center Cikarang, Jawa Barat. Menggunakan total dana investasi sekitar Rp 628 miliar, seluruh proses pembangunan pabrik ini telah rampung. Berdiri di area seluas 14.733 meter persegi, pabrik ini berencana menyediakan 1.000 lapangan pekerjaan khusus bagi pekerja Indonesia.
Pabrik baru ini dapat memproduksi 30.000 botol per hari atau setara dengan 3 ton yoghurt. Pengerjaan akan dilakukan secara bergantian dengan target satu shift tidak dijaga lebih dari 20 orang. Proses pengerjaan di pabrik telah didominasi oleh mesin sehingga pekerja di proses produksi hanya untuk mengawasi mesin.
Optimistis
Walau telah rampung dan sudah mulai berproduksi, produk pertama baru akan diproduksi pada Sabtu, 1 Desember 2018. Ada tiga produk yang dipasarkan pertama, yaitu minuman yoghurt difermentasi dengan rasa asli, yoghurt rasa stroberi dan mangga, serta makanan penutup dengan rasa blueberry-vanila dan karamel-apel.
Dengan kondisi perkembangan Indonesia dan varian produknya, Mengniu yakin penjualannya akan sukses. Mereka bahkan telah menyiapkan rencana pengembangan tahun depan.
”Kami sangat optimistis akan masa depan bisnis kami di Indonesia dan Asia Tenggara. Untuk itu, kami merencanakan kebutuhan ke depan dan portofolio produk yang lebih banyak,” kata Global VP of Overseas Business Mengniu Luo Yan. (SITA NURAZMI MAKHRUFAH)