Toilet umum sebagai salah satu fasilitas publik kota sering kali terabaikan. Keberadaannya di ruang publik sulit ditemukan. Jika tersedia pun kondisinya tidak layak, khususnya pada kebersihan serta kelengkapan sarananya.
Lismei (25), penumpang bus transjakarta, baru saja keluar dari toilet umum Halte Kuningan Barat, Jakarta Selatan, dengan wajah masam. Kondisi toilet yang sempit, berbau pesing, serta tidak terpasang kunci, membuatnya sebal.
"Kurang nyaman. Kalau bukan karena kebelet, mending saya tahan," ujarnya, sambil mengelap tangan dengan tisu yang diambil dari dalam tas, Rabu (28/11/2018) sore.
"Jangankan tisu, sabun aja enggak ada di dalam toilet," ucapnya. Tisu memang menjadi kebutuhan di toilet. Namun, terkadang, hal-hal kecil semacam itu kerap terlupakan di fasilitas umum seperti toilet.
Toilet umum di Halte Kuningan Barat belum mengakomodasi kebutuhan penumpang. Dari empat pintu toilet, hanya satu toilet yang bisa digunakan. Lainnya diperuntukan sebagai gudang alat kebersihan.
Menurut Lismei, kebersihan toilet sebagai fasilitas publik dinilai penting. Sebab, hampir setiap hari akan ada pengguna bus transjakarta yang menggunakan toilet.
"Pelayanan publik harus memprioritaskan kebersihan. Jangan karena penggunanya lebih banyak kelas menengah ke bawah, jadi kebersihannya tidak dimaksimalkan. Sebab, kebersihan toilet dibutuhkan setiap individu," ujar pegawai di salah satu perusahaan swasta di Jakarta tersebut.
Hal serupa juga disampaikan oleh Julian Putra (26), pengguna bus transjakarta. Dia menilai, detail-detail seperti kebersihan toilet menggambarkan keseriusan perusahaan transportasi dalam mengelola pelayanan publik.
"Tentunya, kualitas pelayanan menggambarkan profesionalitas perusahaan dalam jasa layanan," ujar Julian, Rabu sore.
Pengguna masih jorok
Di sisi lain, petugas kebersihan, Supyan Saputra (21), mengeluhkan joroknya para pengguna toilet. Untuk beberapa kasus, dia menemukan pengguna toilet buang air sembarangan. Mulai dari kencing tidak mengarah ke kloset hingga tidak membersihkan kotoran setelah buang air besar.
Selama delapan jam bekerja, Supyan membersihkan toilet sebanyak dua kali. Umumnya, toilet akan kotor sekitar pukul 09.00, dan sore menjelang malam dari pukul 16.00-18.00. Di jam tersebut, pengguna bus transjakarta membeludak karena ingin berangkat kerja ataupun pulang kerja. Tak jarang, mereka harus antre untuk menggunakan toilet.
"Barusan saya membersihkan urine seseorang di luar toilet. Katanya kebelet karena di dalam lagi dipakai sama orang juga," kata Supyan.
Dia juga mengatakan, pengguna toilet umum tidak bisa mengandalkan petugas kebersihan. Kesadaran menjaga kebersihan juga mesti dilakukan oleh publik agar senantiasa nyaman menggunakan toilet umum.
Dokumen Standar Toilet Umum Indonesia (2004), telah menjelaskan tugas dan tanggung jawab pengelolaan toilet umum. Di antaranya, menjaga kebersihan dan kelengkapan toilet seperti sabun, air, westafel, kebersihan, dan tidak berbau.
Berdasarkan survei Jajak Pendapat Kompas pada Oktober 2016, sekitar 38 persen responden memberikan penilaian negatif terhadap toilet umum. Sebanyak 40 persen responden pengguna toilet umum beranggapan pengelolaan toilet umum masih buruk (Kompas, 4/12/2016). (Dionisio Damara)