Melintasi 20-30 kota kota di belasan negara pada empat hingga lima benua menjadi perjalanan rutin yang dilakukan petenis profesional setiap musim. Seperti orang lain pada umumnya, mereka pun mengalami jet lag, naik pesawat kelas ekonomi, hingga gugup saat mengalami turbulensi. Hanya atlet yang ”beruntung” yang biasa bepergian dengan pesawat pribadi.
Sebelas bulan dalam setahun. Selama itulah petenis harus bepergian mengikuti turnamen guna mencari poin ranking dan hadiah uang. Stefanos Tsitsipas (20) menjadi petenis putra berperingkat 20 besar dengan turnamen terbanyak musim 2018. Petenis Yunani itu mengikuti 30 turnamen di 18 negara. Di bagian putri, Kiki Bertens, Daria Kasatkina, dan Aryna Sabalenka, masing-masing, mengikuti 25 turnamen.
Meski telah menjadi rutinitas, mereka tetap mengalami kesulitan dan kelelahan saat terbang dari satu tempat ke tempat lain. Mantan petenis Polandia, Agnieszka Radwanska, pernah melakukan perjalanan selama 55 jam dari Montreal, Kanada, menuju Brasil untuk mengikuti Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Setelah menempuh perjalanan sejauh 8.199 kilometer beserta beberapa kali penundaan penerbangan, Radwanska tak punya waktu cukup untuk memulihkan kondisi. Dia kalah pada babak pertama dari petenis China, Zheng Saisai, dalam waktu 99 menit.
Petenis Ceko, Petra Kvitova, selalu kesulitan menyesuaikan diri saat terbang dari Eropa ke Asia. ”Itu karena saya tak bisa tidur cepat dan bangun pagi hari, padahal saya punya kebiasaan bangun pagi. Jadi, saat saya nyalakan alarm pukul 09.30, rasanya masih seperti pukul 05.00. Saya selalu kesulitan untuk menyesuaikan diri,” katanya seperti dikutip CNN.
Sulitnya menghilangkan jetlag tak hanya terjadi saat berpindah dari satu negara ke negara lain. Samantha Stosur merasakan kesulitan yang sama saat berpindah negara bagian di daratan Amerika Serikat, yang terbagi dalam empat zona waktu. ”Dari Indian Wells ke Florida, perbedaan waktunya hanya tiga jam. Tetapi rasanya butuh waktu sehari penuh untuk melakukan perjalanan. Saya kesulitan bangun di pagi hari. Terkadang, perjalanan buruk terjadi juga dalam perjalanan di satu negara,” kata petenis Australia itu.
Setiap petenis pun memiliki trik menghilangkan jetlag. Stosur memilih terjaga selama mungkin pada hari pertama tiba di tempat baru. Petenis Jepang, Kei Nishikori, mengatakan, banyak minum dan tidur di pesawat bisa dilakukan untuk mengurangi lelah. Adapun Elina Svitolina akan segera menyesuaikan kondisi dengan waktu setempat agar bisa beradaptasi secepat mungkin.
Pengalaman buruk
Petenis profesional juga tak lepas dari pengalaman buruk saat menjalani perjalanan internasional. Petenis Perancis, Caroline Garcia, bercerita, pada awal musim ini dia terjebak di luar Bandara Doha, Qatar, tanpa memegang uang. Oleh karena salah memilih jalur, alih-alih berpindah terminal, Garcia justru berjalan menuju keluar bandara.
”Saya tak dapat masuk lagi melewati petugas keamanan dan bea cukai. Saya terjebak, duduk di luar bandara selama 14 jam karena saya tak punya uang dan tak punya kartu kredit,” kata Garcia dalam laman resmi WTA.
”Tentu saja saya ketinggalan pesawat. Saya harus membeli tiket lagi, tetapi karena tak punya kartu kredit, urusannya jadi agak rumit. Saat ini, saya bisa bercerita sambil tertawa mengingat kejadian itu, padahal saat mengalaminya, itu bagai mimpi buruk,” lanjutnya.
Rafael Nadal, yang rutin melakukan perjalanan internasional sejak berusia 15 tahun, punya cerita lain. Dia mengakui selalu gugup saat menghadapi turbulensi. ”Saya selalu gugup saat cuaca buruk. Tangan saya pasti basah saat ada turbulensi. Saya juga selalu datang terlambat ke bandara, tetapi untungnya tak pernah tertinggal penerbangan,” kata Nadal pada CNN, lima tahun lalu.
Bisnis, ekonomi, dan jet
Meski berpenghasilan hingga jutaan dollar setahun, tak semua petenis menggunakan pesawat kelas bisnis. Venus Williams, yang biasa menggunakan jet pribadi, pernah menghukum dirinya sendiri dengan membeli tiket ekonomi, dari Perancis ke AS, setelah tersingkir pada babak awal Perancis Terbuka 2008. ”Saya merasa nyaman dan senang, duduk di sebelah penyanyi opera,” kata Venus yang duduk di bagian belakang pesawat.
Svitolina pun terbiasa duduk di kelas ekonomi dalam perjalanan pendek. Namun, bila harus berada di pesawat lebih dari lima jam, dia memilih kursi bisnis. ”Saya memiliki masalah pada tulang belakang. Jika harus menjalani perjalanan panjang di kelas ekonomi, kondisi saya akan terganggu,” katanya.
Petenis bintang, seperti Rafael Nadal, Roger Federer, dan Andy Murray, memiliki pengalaman berbeda dalam perjalanan. Mereka adalah pemilik pesawat jet. Federer, petenis berpenghasilan terbesar menurut majalah Forbes, telah bertahun-tahun menggunakan jet pribadi. Federer bahkan pernah memberi tumpangan pada rival yang juga sahabatnya, Nadal dan pacarnya, dari Kanada menuju Cincinnati, AS.
”Selain Rafa, saya belum pernah memberi tumpangan pada yang lain karena jet saya membawa banyak orang. Anda pasti tak ingin bersama anak-anak saya di jet,” kata Federer yang memiliki empat anak. (YULIA SAPTHIANI)