SELANDIA BARU, KAMIS — Kematian massal paus pilot kembali terjadi di perairan Selandia Baru. Dalam sepekan ini, hampir 200 paus pilot terdampar dan mati. Penyebabnya hingga kini masih diteliti otoritas setempat.
Pada Kamis (30/11/2018), Departemen Konservasi Selandia Baru menyatakan, 80-90 paus pilot terdampar di Teluk Hanson di Kepulauan Catham, Selandia Baru. Sebagian di antaranya berhasil dikembalikan ke laut, tetapi 50 individu terdampar dan mati di Pulau Catham, Selandia Baru.
”Tidak mungkin untuk menyelamatkan paus tersisa. Sedihnya, diambil keputusan untuk melakukan eutanasia. Ini langkah paling manusiawi yang bisa dilakukan,” kata Dave Carlton, Manajer Operasi Kepulauan Chatam pada Departemen Konservasi, sebagaimana dikutip BBC.
Pada 26 November, sebagaimana dikutip Livescience, otoritas di Selandia Baru juga mengumumkan, sekitar 145 paus pilot ekor panjang (Globicephala melas) terdampar secara misterius di pantai terpencil, Teluk Bay, di Pulau Stewart/Rakiura yang berada di bagian barat Selandia Baru. Tidak ada satu pun paus yang hidup.
Seusai menerima laporan paus pilot yang terdampar massal, petugas setempat segera mendatangi lokasi. Namun, separuh di antaranya sudah mati dan sebagian lain sekarat. Para ahli memutuskan melakukan eutanasia kepada paus-paus sekarat.
”Lokasi terpencil, personel kurang, dan kondisi paus yang memburuk membuat kami terpaksa ’menidurkan’ mereka (paus),” kata Ren Leppens, Manajer Operasi Rakiura pada Departemen Konservasi.
Seluruh bangkai paus dikuburkan di pinggir pantai oleh orang-orang Maori bekerja sama dengan pemerintah setempat. Otoritas setempat mengambil bukti kulit dan lemak paus untuk dikaji di laboratorium.
Kejadian yang cukup dekat, pada Minggu lalu, 10 paus pygmy dan paus sperma juga ditemukan terdampar di sebelah utara Selandia Baru. Paus sperma dan dua paus pygmy tersebut mati, sedangkan delapan paus pygmy lainnya bisa diselamatkan.
Penyebab tidak jelas
Kejadian paus terdampar bukan hal baru di Selandia Baru. Akan tetapi, insiden secara massal seperti ini termasuk jarang dan penyebabnya tidak jelas.
Pejabat berwenang menduga paus-paus tersebut mengalami kerusakan navigasi sehingga kehilangan arah pada saat cuaca buruk atau saat dikejar predator. Dugaan lain paus-paus ini diserang penyakit.
American Cetacean Society (ACS) atau Perhimpunan Ahli Cetacean Amerika menyatakan paus pilot hidup bersosial dalam kelompok berisi 20-90 individu. Catatan paus pilot terdampar massal terbesar terjadi pada 1918 dengan 1.000 paus terdampar.
Penyebab paus menunjukkan perilaku mematikan ini tetap menjadi misteri bagi ilmuwan. Hipotesis yang paling diakui adalah ekolokasi paus tidak efektif di perairan dangkal. Seperti cetacea lainnya, paus pilot menggunakan ekolokasi untuk menemukan mangsanya (paus pilot memakan cumi-cumi, gurita, dan ikan kecil). Ada kemungkinan ketika paus mengikuti mangsa mereka lebih dekat ke pantai, paus menjadi bingung dan tidak dapat menemukan jalan mereka kembali ke laut sebelum pantai sendiri.
Teori lain mendalilkan sifat sosial paus pilot yang sangat kuat. Diduga, ketika satu atau beberapa paus terdampar, teman-temannya berusaha menolong, tetapi malah ikut terdampar.