Kemenpora Rintis Turnamen Usia Muda Skala Internasional
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk mendukung pembinaan sepak bola usia dini, Kementerian Pemuda dan Olahraga merintis turnamen sepak bola U-15 skala internasional pertama kali yang akan berlangsung di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, 2-9 Desember. Turnamen yang bertajuk Bali International Football Championship U-15 itu akan diikuti 12 tim peserta, yakni dua tim asal Indonesia dan 10 tim luar negeri.
Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (30/11/2018), mengatakan, turnamen itu terwujud atas kerja sama antara Kemenpora dan Pemerintah Kabupaten Badung. Bagi Kemenpora, tujuan menyelenggarakan turnamen itu untuk menambah wadah pembinaan sepak bola usia dini di Indonesia dengan kualitas internasional.
Turnamen itu melengkapi kejuaraan Piala Menpora U-14 yang telah diselenggarakan beberapa waktu terakhir ini. Adapun turnamen tersebut diselenggarakan di luar agenda Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan badan olahraga profesional nasional (BOPI).
”Ini sifatnya turnamen terbuka yang dibatasi usia. Bentuknya mirip-mirip Gothia Cup di Swedia dan China. Kami berupaya menjadikannya sebagai turnamen rutin tahunan sehingga diharap menambah semarak pembinaan sepak bola usia dini di Indonesia,” tutur Isnanta.
Dalam turnamen kali ini, Indonesia akan diwakili dua tim, yakni Tim Nasional Pelajar yang diarsiteki Firman Utina. Para pemainnya berasal dari hasil seleksi Piala Menpora U-14 setahun ini. Tim kedua adalah Bara FC, yakni gabungan para pemain Bali dan Sekolah Khusus Olahraga Ragunan. Bara FC akan dilatih Bambang Warsito.
Sepuluh tim asal luar negeri adalah dua tim asal Korea Selatan (Busan Football Academy dan Gyeongnam Changnyeong FC), satu tim Jepang (Progresso Sano FC), satu tim China (Hubei FA), satu tim Filipina (Apuesto Bueno United FC), satu tim Thailand (Cruzeiro Academy Asia), satu tim Malaysia (Felda United FC), satu tim Singapura (Sporting CF SA), satu tim Timor Leste (Timnas U-15 Timor Leste), dan satu tim Australia (Western Football).
”Kami jamin, tim-tim asal luar negeri yang ikut serta itu tim-tim yang berkualitas sehingga kejuaraan ini turut terangkat kualitasnya. Tim-tim itu adalah tim-tim yang disegani di negaranya. Mereka sering juara kelompok usia di negaranya,” kata Alman Hudri, Panitia Nasional Bali International Football Championship U-15 sekaligus Asisten Deputi III Bidang Pengelolaan Olahraga Pendidikan.
Tim Statistik dan Analisis Pertandingan pada Bali International Football Championship U-15, Muhammad Ahwani, menyampaikan, turnamen itu akan dipantau sejumlah pengamat yang menghitung sentuhan bola semua pemain, termasuk umpan, tendangan, dan membawa bola para pemain yang ada.
Semua itu akan diolah dengan aplikasi khusus yang nantinya bisa memuat evaluasi kelebihan dan kekurangan setiap pemain yang ada. ”Hasil evaluasi itu juga akan menjadi pertimbangan untuk para pemain yang mungkin dilirik oleh sejumlah klub atau timnas, terutama untuk dua tim Indonesia yang berpartisipasi,” tuturnya.
Industri olahraga
Isnanta mengutarakan, Badung, Bali, dipilih karena memiliki daya tarik wisata yang menggoda dan sudah sangat dikenal dunia internasional. Hal itu menjadi magnet untuk turnamen tersebut. ”Gara-gara nama Bali itu, sejumlah tim yang disodorkan untuk ikut turnamen itu langsung tertarik berpartisipasi. Bahkan, jumlahnya sempat melebihi kuota, tetapi akhirnya kami batasi mengingat kami hanya ada satu lapangan,” ujarnya.
Di sisi lain, dipilihnya Bali menjadi salah satu langkah awal Kemenpora menghidupkan dinamika industri olahraga. Sebab, tak hanya diajak ikut turnamen, para peserta, terutama asal luar negeri pun akan disuguhkan sejumlah atraksi budaya dan diajak tur keliling sejumlah tempat wisata di Bali.
”Setiap tim asal luar negeri, rata-rata ada 30 orang (25 pemain dan lima ofisial). Artinya, kalau 10 tim, ada 300 orang asing yang akan datang ke Bali selama turnamen berlangsung. Itu belum keluarganya yang ikut serta, kan, mereka masih anak-anak yang pasti didampingi keluarganya. Dengan begitu, diharapkan mereka turut menikmati Bali selama turnamen berlangsung, termasuk membelanjakan uangnya di sana,” papar Isnanta.
Ke depan, industri olahraga seperti itu akan dikembangkan ke daerah-daerah lain. ”Tak menutup kemungkinan, nanti ada turnamen sepak bola kelompok usia lain yang kami selenggarakan di daerah lain yang punya potensi atraksi budaya dan alam yang memikat,” tutur Isnanta.