Kongres Temukan Alasan Pecat Trump
NEW YORK, JUMAT — Kongres Amerika Serikat kini punya alasan untuk memecat Presiden Donald Trump. Alasan itu adalah berbohong kepada parlemen.
”Jika Trump meminta apa pun yang kini diakui Cohen (Michael Cohen) bohong, presiden dapat dinyatakan berbohong kepada penyelidik khusus. Hal itu adalah kejahatan dan pelanggaran yang dapat menyebabkan pemakzulan,” kata pengajar hukum di Ohio State University, Joshua Dressler.
Pernyataan Dressler mengacu pada pengakuan Cohen, Kamis (29/11/2018). Mantan pengacara Trump itu mengaku bersalah karena telah membohongi kongres. Dalam pengakuan tertulis yang disampaikan ke pengadilan, Cohen menyatakan kebohongan pada 2017 itu terkait proyek di Moskwa yang dinyatakan dihentikan pada Januari 2016.
Dalam dokumen pengadilan itu disebutkan Cohen menyampaikan lebih dari tiga kali pengarahan kepada Trump dan keluarganya soal proyek di Mokswa.
Cohen mengakui dua kebohongan kepada kongres. Kebohongannya terkait proyek properti Trump di Moskwa, Rusia. Sebelum menjadi Presiden AS, Trump lebih dulu dikenal sebagai pengusaha dengan fokus utama membangun dan mengoperasikan gedung mewah.
Cohen menyediakan pernyataan palsu untuk disampaikan ke komite intelijen senat dan DPR AS, dua kamar dalam kongres AS. Hal itu untuk mengesankan proyek dihentikan sebelum masa seleksi calon presiden di tingkat partai dimulai.
Padahal, proyek itu masih berjalan hingga Juni 2018 atau setelah Trump ditetapkan sebagai calon presiden dari Partai Republik. ”Saya membuat pernyataan-pernyatan salah ini untuk disesuaikan dengan pesan politik tokoh nomor satu dan kesetiaan pada tokoh nomor satu,” ujarnya.
Ia pernah mengakui tokoh nomor satu yang dimaksud adalah Trump. ”Bahkan, jika dia benar, jadi tidak penting karena saya diizinkan melakukan apa pun selama masa kampanye. Saya mengelola bisnis, banyak hal lain selama masa kampanye. Semua tahu tentang kesepakatan (proyek di Moskwa) itu. Saya tidak menutupi apa pun,” kata Trump menanggapi pernyataan Cohen.
Pengacara Trump, Rudy Giuliani, mengatakan, Trump sudah menyampaikan pernyataan tertulis dari tim penyelidik pimpinan mantan Direktur FBI Robert Mueller. Ia menyatakan tidak tahu-menahu soal jawaban Cohen yang bertolak belakang soal proyek itu. Dalam pernyataan kepada kongres, Cohen menyebut jarang membahas soal proyek di Rusia dengan Trump. Padahal, mereka intensif membahas itu.
Cohen juga mengakui berbohong karena menyatakan tidak pernah berusaha ke Rusia. Padahal, ia pernah membahas perjalanan ke Moskwa walau tidak pernah dilakukan.
Pengakuan pada akhir November 2018 adalah pengakuan bersalah kedua yang disampaikan Cohen. Pada Agustus 2018, ia mengaku bersalah pada delapan dakwaan yang antara lain berupa penghindaran pajak dan pelanggaran aturan keuangan kampanye. Semua dakwaan diajukan jaksa federal di New York. Persidangan untuk itu direncanakan dimulai pada 12 Desember 2018.
Cohen salah satu obyek penyelidikan tim yang dipimpin Mueller. Tim itu fokus pada peran Rusia pada Pilpres AS 2016 dan kemungkinan Trump berkomplot dengan Rusia selama masa kampanye. Cohen disebut telah berdiskusi lebih dari 60 jam dengan tim Mueller. Selain dari Cohen, tim Mueller juga sudah mendapat pernyataan bersalah dari mantan ketua tim kampanye Trump, Paul Manafort, dan mantan penasihat keamanan nasional AS, Michael Flynn.
Hadiah Putin
Dalam dokumen pengakuan Cohen kepada pengadilan di Manhattan disebut soal Felix Sater. Pengusaha properti kelahiran Rusia itu pernah menjadi mitra Trump.
Cohen dan Sater pernah membahas soal perjalanan ke Moskwa untuk mendapat kesepakatan atas proyek Trump sebelum hari penominasian capres Partai Republik pada Juli 2016. Cohen dan Sater juga pernah membahas kemungkinan Trump ke Moskwa selepas dinominasikan.
Sater pernah menyatakan ia dan Cohen pernah membahas pemberian griya tawang senilai 50 juta dollar AS kepada Presiden Rusia Vladimir Putin di menara yang akan dibangun di Moskwa. Hadian itu adalah trik untuk menaikkan harga jual unit lain hingga mencapai 250 juta dollar AS.
”Saya menduga jika Vladimir Putin tinggal di menara, maka semua orang kuat dan kaya Rusia akan membeli apartemen di sana. Ide itu bukan proposal resmi. Semua hanya obrolan dengan Cohen soal bagaimana mendapat uang banyak,” ujarnya. (REUTERS)