Ketegangan di Laut Azov meningkat. Rusia memblokade akses ke pelabuhan Ukraina. Kiev meminta NATO mengirimkan kapal perang.
KIEV, KAMIS Rusia kemarin memblokade akses ke dua pelabuhan Ukraina yang berada di Laut Azov, yakni Berdyansk dan Mariupol. Militer Rusia melarang kapal-kapal keluar ataupun masuk ke kedua pelabuhan itu.
Menurut Menteri Infrastruktur Ukraina Volodomyr Omeylan, ada sekitar 35 kapal di Laut Azov yang dilarang memasuki pelabuhan Ukraina, yaitu 4 kapal menuju Berdyansk dan 14 kapal menuju Mariupol. Sebaliknya, 18 kapal dilarang meninggalkan Laut Azov. Hanya kapal-kapal yang menuju pelabuhan-pelabuhan Rusia yang diizinkan masuk.
”Tujuannya sederhana, dengan memblokade pelabuhan- pelabuhan Ukraina di Laut Azov, Rusia ingin mengusir Ukraina dari wilayah Ukraina,” katanya.
Ketegangan di Laut Azov itu berlanjut setelah tiga kapal Angkatan Laut Ukraina beserta puluhan krunya, Minggu (25/11/ 2018), ditahan militer Rusia dengan tuduhan memasuki perairan Rusia secara ilegal. Namun, Ukraina menyangkal tuduhan itu dan menyebutkan kapal-kapalnya berada di perairan internasional.
Insiden itu berlangsung di dekat semenanjung Crimea yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014. Presiden Ukraina Petro Poroshenko langsung menerapkan darurat militer di Ukraina selama satu bulan.
Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskwa mengatakan, Kiev sengaja melakukan provokasi untuk mendongkrak popularitasnya menjelang pemilu, Maret mendatang. ”Insiden di Laut Hitam jelas merupakan provokasi terencana oleh pemerintahan saat ini, termasuk presiden petahana menjelang pemilu mendatang,” kata Putin yang menyebut Poroshenko sengaja ingin memperburuk keadaan untuk menghambat laju kompetitornya.
Ukraina kemarin menyodorkan bukti-bukti, kapal-kapalnya beroperasi di perairan internasional. Kiev merilis lokasi tempat kapal-kapal mereka ditembaki oleh Rusia, yaitu di perairan internasional di sebelah barat Selat Kerch. Namun, menurut Moskwa, kapal-kapal itu tidak memperoleh izin memasuki wilayah perairan yang dikontrol Rusia.
Pada 2003 terdapat traktat yang mengatur kedua negara di Selat Kerch dan Laut Azov sebagai perairan internasional. Namun, setelah Rusia menganeksasi Crimea pada 2014, Rusia mengklaim kontrol lintasan itu.
”Apa yang harus dilakukan (angkatan bersenjata Rusia)? Mereka menjalankan tugasnya untuk melindungi perbatasan Rusia,” kata Putin.
Bantuan NATO
Poroshenko juga meminta bantuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk mengirimkan kapal-kapal perang ke Laut Azov. Dalam wawancara dengan surat kabar Jerman, Bild, Kamis, Poroshenko mengatakan bahwa Jerman merupakan sekutu terdekat Ukraina. ”Kami berharap negara-negara yang tergabung dalam NATO siap memindahkan kapal-kapal perangnya ke Laut Azov untuk membantu Ukraina dan memberikan pengamanan,” kata Poroshenko.
Pemerintah negara-negara Barat solid mendukung Ukraina dan mengecam langkah Rusia.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan membatalkan pertemuannya dengan Putin dalam pertemuan KTT G-20 di Argentina. Ia dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sangat prihatin dengan insiden di Selat Kerch.