BEKASI, KOMPAS - Banjir melanda enam perumahan di Kota Bekasi, Kamis (29/11/2018). Tinggi air yang mencapai 60 sentimeter membuat akses jalan tertutup hingga air surut. Warga berharap, banjir yang berulang segera teratasi.
Banjir di Kota Bekasi terjadi di Kompleks Perumahan Angkatan Laut Jatibening Indah, Kompleks Jati Keramat Indah, Kompleks Dosen IKIP, Perumahan Bumi Nasio Indah, Kompleks PAM Jaya, dan Kompleks Jatibening Permai. Keenam pemukiman itu dilewati jalur drainase selebar lebih kurang dua meter.
Di Kompleks Perumahan Angkatan Laut Jatibening Indah, Pondok Gede, banjir membuat akses jalan ke kompleks sempat ditutup selama beberapa jam sejak pukul 13.00.
Dasrin (64), warga setempat, mengatakan, wilayah ini kerap banjir saat hujan deras. Drainase juga terlalu dangkal akibat endapan lumpur. "Permukaan tanah di sini cukup lebih rendah. Jadi, volume air yang ditampung drainase terlalu besar. Sebab, ada perumahan lain yang mengalirkan airnya ke drainase yang ada di belakang kompleks," katanya.
Menurutnya, meski langganan banjir, belum ada upaya dari Pemerintah Kota Bekasi untuk mengantisipasi hal tersebut. Antisipasi, kata Dasrin, bisa dilakukan dengan mengeruk lumpur agar drainase mampu menampung air lebih banyak.
Rafiudin Rasjid (65), warga Kompleks Jatibening Permai, mengatakan, 315 keluarga dari 8 RT dan 1 RW di perumahan ini terdampak banjir.
Kompleks Jatibening Permai merupakan hilir dari jalur drainase. Setelah dipompa, air surut kembali dalam tiga jam.
Rafiudin berharap, ada langkah konkret dari Pemkot Bekasi untuk menanggulangi banjir. Langkah itu antara lain dengan mengeruk lumpur yang mengendap di saluran drainase hingga melakukan pelebaran drainase.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, penanganan banjir termasuk dalam program prioritas selama lima tahun ke depan. Banjir tidak bisa dihindari karena salah satu penyebabnya adalah kontur tanah rendah. "Penanganan dapat dilakukan dengan membangun polder air, embung, dan tandon air," kata dia.
Jakarta Selatan
Di Jakarta Selatan, Suku Dinas Sumber Daya Air belum bisa optimal menangani banjir di Jalan Fatmawati dan Jalan MT Haryono. Sebab, banyak saluran air yang terkena proyek infrastruktur. Adapun, saluran baru yang dibuat Dinas Bina Marga belum saling terhubung.
“Kami hanya bisa menyiagakan satuan tugas (satgas) di lokasi genangan untuk membersihkan tali air, saluran yang tersumbat sampah, dan membantu memperlancar lalu lintas,” ujar Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jaksel Holi Susanto, Kamis.
Sudin SDA Jaksel menyiapkan 911 personel pasukan biru yang bertugas menormalisasi saluran, menguras saluran, dan memperbaiki infrastruktur seperti tali-tali air. (Dionisio Damara)