Revitalisasi Pabrik Diharapkan Tingkatkan Produksi
Oleh
FERRY SANTOSO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Percepatan revitalisasi pabrik gula BUMN diharapkan mampu meningkatkan produksi gula dari pabrik-pabrik gula milik BUMN. Dalam lima tahun mendatang diharapkan produksi pabrik gula BUMN bisa mencapai 3,2 juta ton atau 2,68 kali lebih besar dibandingkan produksi tahun ini yang diproyeksikan mencapai 1,19 juta ton.
Deputi Bidang Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro, di Jakarta, Jumat (30/11/2018), menyatakan, produksi gula dari pabrik gula BUMN tahun ini diproyeksikan meningkat menjadi 1,19 juta ton. ”Tahun lalu, produksinya 1,16 juta ton,” katanya.
Menurut Wahyu, revitalisasi pabrik gula perusahaan BUMN, seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN), terus dilakukan dengan berbagai upaya percepatan. Revitalisasi yang dilakukan meliputi peningkatan efisiensi, kapasitas giling, perbaikan kualitas gula, hingga hilirisasi produk. Langkah itu dinilai dapat memangkas biaya produksi gula.
Produksi gula perusahaan BUMN saat ini tercatat sekitar 1,16 juta ton yang terdiri dari produksi gula grup PTPN sebanyak 856.000 ton, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebanyak 271.000 ton, dan PT Gendhis Multi Manis (GMM) sebesar 35.500 ton. Dalam lima tahun ke depan, produksi gula perusahaan BUMN diproyeksikan dapat meningkat menjadi 3,2 juta ton.
Wahyu menambahkan, sejumlah pabrik gula BUMN juga melakukan hilirisasi produk bioetanol. ”Inovasi produk turunan tebu itu diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah, meningkatkan daya saing, dan meningkatkan kinerja keuangan,” ucapnya.
Sebagai BUMN, lanjut Wahyu, PTPN juga memiliki peranan dalam menjalin kemitraan dengan petani tebu. Hingga saat ini, pabrik gula BUMN menjadi pionir dalam membangun kemitraan dengan petani tebu. Sekitar 90 persen pabrik gula BUMN di Jawa menggiling tebu petani dengan mekanisme bagi hasil.
Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Arum Sabil menilai, program revitalisasi pabrik gula BUMN saat ini memang berjalan. Program revitalisasi pabrik gula, misalnya, dilakukan di pabrik gula (PG) PTPN XI, seperti (PG) Assembagoes, Situbondo, dan PG Jatiroto, Lumajang, serta PTPN X, seperti PG Ngadirejo, Kediri, dan PG Gempolkrep, Mojokerto.
Namun, lanjut Arum, program revitalisasi pabrik gula di lapangan harus mendapat pengawasan yang ketat dan dilakukan dengan benar oleh tenaga-tenaga ahli yang profesional. Ia mengingatkan, jangan sampai spesifikasi peralatan mesin dan pemasangan komponen-komponen mesin kurang baik sehingga dapat memengaruhi kinerja produksi.
Arum berharap, program revitalisasi pabrik gula, terutama di PG Assembagoes, sudah dapat diselesaikan akhir 2018 sehingga tahun 2019 pabrik gula dapat beroperasi secara penuh. Kinerja pabrik gula sangat berpengaruh terhadap penyerapan atau pembelian tebu petani.
Arum menyebutkan, pabrik gula yang melakukan revitalisasi saat ini memang belum optimal berproduksi. Oleh karena itu, lanjutnya, sejumlah pabrik gula yang kecil yang ada di sejumlah daerah jangan ditutup atau dihentikan operasinya agar petani yang tersebar di banyak daerah tidak sulit menjual tebu ke pabrik gula dan pabrik gula tetap dapat menjadi penggerak ekonomi di daerah setempat.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.