Imajinasi Dominique
Berkreasi dan berupaya menghasilkan beragam karya indah adalah hasrat Dominique Nadine (31). Walau dikenal sebagai perancang busana, Dominique juga mewujudkan beragam imajinasinya dalam bentuk lain.
Hal itu tampak di butik sekaligus bengkel kerjanya di kawasan Pecenongan, Jakarta. Hampir seluruh interior dan pernak pernik di butik itu dia desain sendiri.
Mulai dari furnitur, beragam hiasan dan perangkat interior, sampai ke bilik fitting pakaian hingga ke tempat menyimpan jarum pentul, atau tali exhaust fan yang dijalin dari manik-manik adalah rancangannya.
Untuk furnitur dan benda-benda interior, dia bekerja sama dengan sejumlah tukang langganan yang sudah memahami apa maunya. Kreativitas dan ide-ide seolah tak berhenti mengalir dari benaknya, bukan sebatas terkait dengan rancangan busana.
Tak heran ada banyak artis papan atas Tanah Air, seperti Sandra Dewi, Ayu Dewi, Nadine Chandrawinata, Raline Shah, dan Raffi Ahmad, menjadi pelanggannya. Ada beragam produk busana dibuat secara customized atau khusus dibuat untuk klien yang memesan.
Mulai dari gaun pesta, gaun malam, pakaian pengantin dan pihak keluarga, adibusana untuk anak- anak, hingga animal couture (busana untuk hewan peliharaan).
Setiap produk layanan juga memiliki bendera berbeda, dikelola dengan tangan dinginnya, seperti Dominique Nadine, Little Dominique, dan Dogs Couture.
Saat berbincang di ruang kerjanya, Kamis (22/11/2018), Dominique bercerita, sejak kecil dirinya memang sangat menggemari pekerjaan-pekerjaan kreatif, seperti merias wajah (make up). Dia juga meriset, mencari, dan membaca buku, lalu mencoba sendiri mengerjakan beragam prakarya.
Bakat
”Saat kecil aku suka banget ikut Mama ke salon dan ikut minta didandani. Sebetulnya lulus SMA ingin belajar jadi make up artist atau jurusan desain. Tetapi, sama orangtua enggak boleh karena, menurut mereka yang sama dengan kebanyakan orangtua zaman dulu, yang namanya kuliah dan pekerjaan itu harus secara akademis jelas,” ujarnya.
Akhirnya jadilah dia berkuliah di Jurusan Manajemen Marketing di sebuah universitas swasta. Selepas kuliah, keinginan Dominique untuk terjun menjadi make up artist ternyata tidak surut. Karena dianggap sudah menyelesaikan studi, kedua orangtuanya kemudian mengizinkan dia mengambil kursus terkait.
Selepas lulus kursus privat, Dominique kemudian terjun menjadi seorang make up artist profesional. Namun, belakangan dia kembali berubah minat dan jatuh cinta pada dunia mode. Mula-mula, Dominique kerap merancang sendiri pakaian untuk dia kenakan pada momen-momen tertentu.
Ide-ide rancangan tersebut lalu dia berikan kepada teman- temannya untuk dibuatkan menjadi busana. Pekerjaan sebagai seorang make up artist memang membawanya ke dunia mode. Yang mengejutkan, kemudian banyak orang suka dengan busana hasil rancangannya tersebut.
Namun, karena belum terlalu percaya diri, dia selalu mengarahkan mereka yang berminat untuk berurusan langsung kepada penjahit yang mengerjakan rancangan-rancangannya tadi. Setelah sekian lama menjadi ”desainer bayangan” dan ”manajer marketing” rekan-rekan yang menggarap rancangan busananya, barulah Dominique belakangan lebih percaya diri.
Dia kembali belajar desain busana dari tingkat dasar lewat kursus privat. Kemudian dia mulai merancang sekaligus membikin sendiri busana-busananya, yang dikhususkan pada produk adibusana ketimbang siap pakai (ready to wear).
”Kalau busana customized alias berdasar pesanan, kita bisa lebih bebas berkreasi walau tetap harus mendengarkan kemauan klien. Intinya, kita harus bisa menonjolkan kelebihan si klien dan menutupi kekurangannya dengan busana yang kita buat. Selebihnya, kita tinggal melihat tren yang sedang in saat itu sebagai referensi tambahan,” ujarnya.
Pernikahan sendiri
Bagi Dominique, klien punya sifat beragam. Di antara mereka ada yang sangat cerewet dan perfeksionis, ada pula yang manut dan menyerahkan saja kepercayaan kepada sang desainer. Ada yang kurang paham mode, ada juga yang ”melek” mode. Masing-masing harus ditangani secara berbeda.
Namun begitu, seberat apa pun sikap dan kemauan klien yang harus dilayaninya, Dominique berpendapat, justru klien terberat yang pernah dia tangani adalah dirinya sendiri.
Beberapa bulan lalu Dominique baru melepas masa lajang. Bersama sang suami, mereka mengusung prosesi pernikahan unik.
”Konsep pernikahan kami waktu itu di luar ruang (outdoor) dengan mengusung multitema, salah satunya abad pertengahan (medieval), atau spesifiknya ala serial televisi berjudul ’Game of Thrones’, yang jadi kegemaran suami,” ujar Dominique.
Total ada seratusan kostum disiapkan Dominique, mulai dari pakaian pengantin untuk prosesi lamaran, seserahan (sangjit), tea ceremony (tepay), hingga pakaian pengantin utama. Tak ketinggalan, juga kostum untuk keluarga inti, pendamping pengantin, anak-anak pembawa bunga, hingga sejumlah hewan reptil, unggas, dan mamalia, seperti anjing dan kuda, yang juga dilibatkan dalam acara itu.
Tidak hanya itu, Dominique juga menyiapkan busana untuk ditampilkan dalam mini fashion show untuk menghibur para tamu. Rangkaian acara berlangsung sepanjang hari hingga malam di kawasan Pine Hills Lembang, Jawa Barat.
Selain tema abad pertengahan, perhelatan pernikahan itu juga mengusung tema film Twilight dan Avatar.
”Kalau orang lain yang semua persiapan pernikahannya sudah ditangani event organizers saja masih bisa stres, bisa dibayangkan, kan, bagaimana stresnya saya waktu itu. Persiapannya sekitar sembilan bulan. Itu pun saya juga sambil menangani tiga klien. Beruntung semua bisa lancar,” ujar Dominique.
Di antara para klien Dominique, ada pula yang datang dari beberapa negara, seperti Singapura, Malaysia, dan Australia, bahkan dari Amerika Serikat.
Namun, hingga saat ini Dominique mengatakan, dirinya belum tertarik untuk mengembangkan bisnis ke luar negeri. ”Saya mau fokus pasar lokal saja. Apalagi, orang Indonesia itu relatif berani spending money untuk keperluan kostum pernikahan,” ujarnya.
Jalan Dominique untuk memuaskan dahaganya pada proses kreatif tampaknya masih panjang. Gairah dan energinya pun masih berlimpah untuk itu.
Dominique Nadine Muljadi
Lahir: Jakarta, 23 Desember 1987
Keluarga:
- Suami: Joseph Manuel Prabantara
- Orangtua: Jusuf Muljadi dan Indriati Wiriadinata
Pendidikan:
- SD Tarakanita (1993) dan Santa Laurensia (1999)
- SMP Gandhi (2000)
- SMA Gandhi (2004)
- Strata 1, Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Pelita Harapan (2008)
Pengalaman, antara lain:
- Fashion Show ”La Gradation” JFW 2012
- Fashion show ”Recto Verso” JFW 2014
- Solo Fashion Show ”Purity” & ”2 Jours Merveilles” di Lamoda Plaza Indonesia 2015.
- Fashion Show ”Jardin d’Eden” JFW 2015
- Solo Fashion Show ”The Dominion” 2018