JAKARTA, KOMPAS — Dua tim non-unggulan, yaitu tim polo air putra Sumatera Selatan dan DKI Jakarta B, bertanding di Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) 2018, Senin (2/12/2018). Kedua tim yang mayoritas diperkuat pemain usia di bawah 17 tahun itu menunjukkan stamina muda yang beringas, tetapi kerap kali tak efektif.
Bertempat di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Sumsel memimpin perolehan angka 3-1 di kuater pertama. Pada awal pertandingan itu, Jakarta B kesulitan meredam serangan Sumsel yang menusuk sisi kiri dan kanan wilayah pertahanan mereka.
Tim Sumsel yang diperkuat empat pemain senior yang berpengalaman mengikuti PON tampil lebih kreatif dan tenang. Sebaliknya, Jakarta B yang kurang pengalaman kerap membuang peluang di depan gawang akibat kerja sama tim kurang rapi.
Pada kuarter kedua, perlahan Jakarta B terlihat mulai dapat mengimbangi permainan Sumsel. Alhasil, pertandingan berjalan sengit dan tiap-tiap tim dapat menceploskan satu gol ke gawang lawan.
Pada kuarter ketiga, Jakarta B justru menunjukkan stamina yang lebih baik. Akhirnya pada awal kuarter itu mereka bisa menunjukkan pola permainan matang dengan mencetak dua gol dan membuat skor menjadi imbang 4-4.
Skor seri itu tak berlangsung lama sebab Sumsel segera mengubah taktik dan kembali memperlebar keunggulan menjadi dua gol. Skor 6-4 untuk kemenangan Sumsel itu bertahan hingga pertandingan berakhir.
Menanggapi alotnya pertandingan itu, Pelatih Tim Sumsel Muhammad Nurdiansyah mengatakan, timnya layak menang dengan selisih yang lebih lebar. ”Saya tidak puas terhadap permainan anak-anak. Mereka meremehkan lawan dan justru sempat dibuat kewalahan oleh stamina lawan yang lebih baik,” katanya saat ditemui seusai pertandingan.
Pada dua kuarter terakhir Sumsel memang terlihat kehilangan ritme permainan. Menurut Nurdiansyah, Sumsel perlu membenahi stamina pemain agar dapat mendikte lawan dengan menaikkan tempo permainan seiring bertambahnya waktu pertandingan.
”Tadi yang terjadi memang sebaliknya, performa kami semakin menurun,” kata Nurdiansyah. Pada kejuaraan ini Sumsel tidak memasang target juara. Nurdiansyah menuturkan, Sumsel hanya bertujuan mematangkan pemain yunior untuk menghadapi PON 2020.
Sementara itu, Asisten Pelatih Tim DKI Jakarta B Bayu Harfianto mengatakan gembira melihat timnya bermain mengotot sepanjang pertandingan. ”Mereka tetap berjuang keras meskipun kalah dalam segi teknik bermain,” ujarnya.
Bayu berharap, pada dua atau tiga tahun ke depan para pemain Jakarta B akan mampu menjadi pelapis tim DKI Jakarta A. Adapun pada kejuaraan ini mereka menargetkan dua kemenangan melawan Sumsel dan Merauke.
”Seharusnya tadi bisa menang, tetapi para pemain masih kurang pengalaman dan belum bisa memanfaatkan momentum,” kata Bayu. Pada pertandingan selanjutnya ia berharap anak asuhnya bisa tetap bermain lepas dan tidak panik menyelesaikan peluang di depan gawang. (PANDU WIYOGA)