SEMARANG, KOMPAS – Ajang lomba lari Semarang 10K menjadi daya tarik baru yang mampu menarik wisatawan datang ke Kota Semarang, Jawa Tengah. Dari 2.000 pelari, sekitar 63 persen di antaranya berasal dari luar kota. Untuk itu, perhelatan ini diproyeksikan menjadi salah satu agenda wisata tahunan.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, hadirnya lebih dari seribu pelari bersama keluarganya ke Semarang pada ajang Semarang 10K pada 16 Desember mendatang, akan menggerakkan ekonomi wisata daerah. “Kami berupaya agar penyelenggaraan tahun ini sukses, sehingga ajang ini menjadi agenda rutin yang menjadi daya tarik baru kota,” jelasnya Senin (3/12/2018), seusai rapat koordinasi Semarang 10K di gedung Oudetrap Kota Lama.
Meski demikian, diakui Hendrar Prihadi atau akrab disapa Hendi, terdapat sedikit perubahan rute lomba menyusul proyek revitalisasi Kota Lama yang belum rampung. Namun, dia meyakini hal itu tidak akan memengaruhi kualitas lomba.
Ajang ini diikuti pula 14 pelari asing dari lima negara, yakni Kenya, Malaysia, Portugis, Perancis, dan Amerika Serikat.
“Kalau kita lihat Bali Marathon, Borobudur Marathon, dan yang lainnya sangat luar biasa. Hotel penuh, jajanan laris, pusat perbelanjaan juga ramai, ini yang akan kami kejar dengan Semarang 10K," tutur Hendi. Dengan semakin sering menggelar kegiatan berlevel nasional bahkan internasional, Semarang diharapkan memperkokoh posisinya sebagai gerbang Jawa Tengah.
Para peserta Semarang 10K hasil kerja sama Pemkot Semarang dan Harian Kompas datang dari 85 kota di seluruh Indonesia. Ajang ini diikuti pula 14 pelari asing dari lima negara, yakni Kenya, Malaysia, Portugis, Perancis, dan Amerika Serikat. Kegiatan ini akan diikuti para pelari dari sekitar 100 komunitas. Bahkan, sejumlah peserta datang dari komunitas lari di luar Pulau Jawa misalnya Singkawang (Kalimantan Barat) dan Gowa (Sulawesi Selatan).
Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Semarang, Ayu Enthis menuturkan, ajang Semarang 10K merupakan hajatan bersama warga Semarang. Untuk itu, dia meminta seluruh pihak, termasuk masyarakat luas untuk menyukseskannya.
Pasalnya, pada rute yang dilintasi akan dilakukan penutupan jalan. “Seluruh warga harus menganggap para pelari sebagai tamu. Mari kita menunjukkan diri sebagai tuan rumah yang baik. Kesuksesan ajang ini menjadi pencapaian besar seluruh warga,” ujarnya.
Atraksi seni
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Litani Satyawati menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah atraksi kesenian di beberapa titik. Selain untuk mengenalkan budaya lokal, juga menjadi penyemangat pelari sekaligus daya tarik ajang ini.
Pada titik pertama di sekitar Simpang Lima, pelari akan dihibur tari massal atau flash mob dari sejumlah denok-kenang yang merupakan para duta wisata Kota Semarang. Selanjutnya, di Jalan MT Haryono akan dipertunjukkan parade musik. Adapun di sekitar Jalan Branjangan, pelari akan dihibur kesenian tek-tek atau sejenis ansambel musik bambu dan menjelang finis di sekitar jalan Pemuda, ditampilkan tari-tarian lokal Semarangan dari sejumlah kelompok seni anak.
Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo mengatakan, setelah sukses menyelenggarakan Borobudur Marathon, pihaknya berkomitmen mengangkat Semarang 10K menjadi ajang lomba lari yang mendapat posisi tinggi di kalangan para pelari. “Setiap tahun, ada ratusan ajang lomba lari. Kami berharap, Semarang 10K mendapat tempat di hati para pelari, seperti halnya Borobudur Marathon,” ujarnya.
General Manajer Event Harian Kompas Lukminto Wibowo menambahkan, sepanjang lintasan terdapat beberapa spot foto bertema cagar budaya atau heritage yang dapat dimanfaatkan para pelari untuk megambil gambar. Beberapa di antaranya seperti Lawang Sewu, Gereja Bata Merah atau Gedangan, dan titik nol kilometer Kota Semarang di depan Kantor Pos Besar.
Selain itu, pengambilan race pack Jumat dan Sabtu (14-15/12) sengaja dilakukan di kompleks Kelenteng Sam Poo Kong. Diharapkan, para pelari dan keluarga, terutama dari luar kota dapat merasakan kentalnya nuansa akulturasi dan keberagaman yang menjadi ruh Kota Semarang.