JAYAPURA, KOMPAS — Tim gabungan TNI dan Polri berhasil menemukan jenazah 15 karyawan PT Istaka Karya yang dibunuh kelompok kriminal separatis bersenjata di Puncak Bukit Kabo, Kabupaten Nduga, Papua, pada Rabu (5/12/2018). Sementara itu, satu pekerja bernama Johny Arung berhasil diselamatkan tim gabungan dan dievakuasi ke Pos Mbua.
Hal ini disampaikan Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakti Kolonel (Inf) Binsar Sianipar saat dihubungi dari Jayapura, Rabu malam. Binsar mengatakan, semua jenazah masih berada di wilayah Puncak Bukit Kabo. Proses evakuasi jenazah akan dilaksanakan secepatnya.
Sementara itu, Johny Arung, korban selamat dari serangan kelompok separatis, dalam kondisi masih lemas. ”Kami akan berupaya mengevakuasi semua jenazah langsung ke Timika (Kabupaten Mimika) apabila kondisi cuaca di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, buruk,” ujar Binsar.
Binsar mengakui, terjadi kontak senjata dengan kelompok separatis pimpinan Egianus Kogoya itu saat tim berupaya mengevakuasi para pekerja PT Istaka Karya di Puncak Bukit Kabo.
Salah satu anggota tim gabungan dari Satuan Brimob terkena tembakan di tangan dalam kontak senjata itu, yakni Bhayangkara Satu Wahyu. Korban telah dievakuasi ke Wamena untuk menjalani perawatan medis di rumah sakit setempat.
”Faktor cuaca dan kontak senjata menjadi kendala dalam proses evakuasi para pekerja. Kami akan berupaya maksimal untuk mengevakuasi semua pekerja,” ucap Binsar.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel (Inf) Muhammad Aidi, saat dihubungi, mengatakan, Timika menjadi lokasi alternatif untuk proses evakuasi jenazah dari Nduga. Rata-rata para pekerja berdomisili di ibu kota Kabupaten Mimika itu.
”Setelah dibawa ke Timika, pihak keluarga akan membawa jenazah para pekerja ke kampung halaman masing-masing,” ujar Aidi.
Juru bicara Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambon, menyatakan, kelompok Egianus Kogoya bertanggung jawab atas penyerangan terhadap para pekerja Istaka Karya di Nduga itu. Hal tersebut disebabkan adanya anggota TNI yang menyusup di tengah para pekerja.
”Kami bukanlah kelompok kriminal bersenjata, tapi organisasi untuk memperjuangkan referendum Papua. Kami menolak semua upaya pembangunan infrastruktur di tanah ini,” ujar Sebby.
Dari data Kepolisian Daerah Papua pada 1 Desember 2018, kelompok Egianus Kogoya menyandera seluruh pekerja yang berjumlah 31 orang. Mereka pun dieksekusi kelompok tersebut pada 2 Desember 2018.
PT Istaka Karya adalah BUMN yang mengerjakan proyek pembangunan 14 jembatan di jalan Trans-Papua yang melintasi Kabupaten Nduga. Hingga November 2018, Istaka Karya telah mengerjakan 11 jembatan.