Pembangunan Berlanjut
Penyerangan yang dialami oleh pekerja PT Istaka Karya tidak akan menghentikan pembangunan di Papua. TNI dan Polri akan mengawal pembangunan di daerah itu.
JAKARTA, KOMPAS Penyerangan terhadap pekerja PT Istaka Karya (Persero) yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Yaurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, tidak akan menghalangi pembangunan di kawasan itu. TNI dan Polri akan mengawal dan menjaga keamanan pembangunan di Papua.
”Kita tidak takut karena hal-hal seperti ini,” kata Presiden Joko Widodo, di Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Pernyataan itu disampaikan Presiden terkait penyerangan yang diduga dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. Penyerangan dilakukan terhadap sejumlah pekerja PT Istaka Karya, Minggu (2/12), di Nduga.
Sekitar 40 anggota kelompok Egianus juga menyerang pos pengamanan TNI di Distrik Mbua, Nduga, Senin pukul 18.30 WIT. Seorang anggota TNI, Sersan Handoko, gugur dalam peristiwa ini. Seorang tentara lain terluka tembak. Kedua korban akan dievakuasi hari ini.
Sebanyak 153 personel gabungan TNI dan Polri dikerahkan untuk mengevakuasi korban dan mencari para pelaku penembakan.
Dalam upaya ini, kemarin, 12 orang berhasil dievakuasi tim gabungan TNI dan Polri dari Distrik Yigi dan Distrik Mbua. Mereka terdiri dari empat pekerja PT Istaka Karya dan delapan warga yang bekerja di Mbua.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, dari empat pekerja PT Istaka Karya yang berhasil dievakuasi itu, diperoleh informasi ada 25 pekerja yang disandera.
Dari jumlah itu, 14 orang tewas karena ditembak dan 11 orang melarikan diri. ”Lokasi penyanderaan di Gunung Kaboh, Distrik Yigi,” kata Hadi.
Dari 11 orang itu, 3 orang dikejar dan kemudian dibunuh. Dari 8 orang yang tersisa, diketahui 2 orang tewas, 2 orang hilang, sedangkan 4 orang lainnya kemarin berhasil diselamatkan.
Dari 4 orang yang kemarin dievakuasi, 3 orang di antaranya menderita luka tembak. Selain 25 orang itu, ada delapan pekerja lain yang saat penyanderaan sedang berada di lokasi yang berbeda.
Saat mendengar suara tembakan, mereka melarikan diri dan berlindung di rumah anggota DPRD Nduga di Kampung Karoptok.
Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey menuturkan, kelompok Egianus menyerang pekerja Istaka Karya karena dicurigai ada dari mereka yang merupakan intelijen.
”Dari keterangan tim kami di Nduga, kelompok Egianus marah karena salah satu pekerja mengambil foto pelaksanaan upacara perayaan ulang tahun kemerdekaan Papua pada Sabtu (1/12) di Yigi,” tutur Frits.
Rawan
Presiden Joko Widodo menuturkan, Kabupaten Nduga termasuk daerah rawan konflik bersenjata. Presiden pun pernah mengunjungi wilayah ini dan menyadari pembangunan di daerah itu tidak mudah. Selain gangguan keamanan, medan di daerah itu sangat sulit dan tidak ada sinyal komunikasi.
Gangguan keamanan juga mengganggu pemungutan suara untuk pemilihan gubernur Papua pada 27 Juni lalu. Saat itu, hanya tiga distrik yang menjalankan pemungutan suara, sedangkan pemungutan suara di 29 distrik lainnya tertunda. Hal itu karena pesawat pembawa logistik pilkada ditembak KKB ketika hendak mendarat di Bandara Kenyam, Nduga.
Meski demikian, Presiden megaskan, pembangunan infrastruktur di Papua akan terus berjalan. Pemerintah tidak akan berhenti hanya karena ada gangguan keamanan. TNI/Polri akan turun untuk mengawal pembangunan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menambahkan, penyerangan yang terjadi di Nduga tidak menyurutkan semangat dalam menyelesaikan proyek jalan Trans-Papua. Pasalnya, jalan ini amat dibutuhkan, terutama sebagai jalur logistik antara Mamugu dan Wamena.
Insiden pada Minggu lalu, jelas Basuki, terjadi di dua lokasi proyek pembangunan jembatan yang dikerjakan PT Istaka Karya, yakni di Km 102+525 di Kali Yaurak dan Km 103+975 di Kali Yigi.
Dua lokasi itu merupakan bagian dari 11 jembatan yang tengah dibangun PT Istaka dari total kontrak 14 jembatan. Seluruhnya ada 35 jembatan yang dibangun di ruas Wamena-Mamugu sepanjang 278 kilometer.
Direktur Utama PT Istaka Karya Sigit Winarto menuturkan, ada 28 pekerja dari perusahaannya di dua lokasi proyek tempat terjadinya insiden. ”Korban kemungkinan besar adalah pekerja kami yang berasal dari luar Papua. Mereka akan dievakuasi,” tuturnya.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal menambahkan, kondisi geografis dan jalan yang kurang baik menjadi kendala dalam proses evakuasi para pekerja. Perjalanan dari Wamena ke Distrik Mbua memakan waktu 6-7 jam dengan jarak sekitar 90 kilometer (km).
Jalan yang teraspal baru sekitar 40 kilometer. Dari Mbua, perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki ke Yigi yang berjarak sekitar 10 km.
Kepala Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Muhammad Iqbal meminta masyarakat tidak cemas karena kondisi di Papua secara umum tetap kondusif.(INA/AGE/SAN/FLO/NAD/EDN)