Pemerintah akan Tindak Tegas Pelaku Penembakan di Papua
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Pemerintah mengirimkan 154 personel TNI dan Polri ke Nduga, Papua, menyusul peristiwa penembakan terhadap para pekerja pembangunan jalan. Penembakan tersebut dinilai sebagai aksi biadab karena menyerang warga sipil yang bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan warga Papua.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebutkan, aksi tersebut adalah aksi teroris yang tidak beradab. Dia mengecam keras aksi tersebut. “Ini bukan aksi kriminal biasa tapi OPM. Karenanya saya mengimbau jangan ada standar ganda yang diterapkan pada perilaku seperti ini. Sangat tidak imbang kalau peristiwa kecil yang dilakukan aparat keamanan dibesar-besarkan tapi kejadian dengan banyak korban ini malah dianggap kecil,” tuturnya kepada wartawan di Kantor KSP, Jakarta, Rabu (5/12/2018) pagi.
Moeldoko berharap semua pihak melihat peristiwa ini secara jernih. Dia juga mengatakan, kelompok manapun yang mendukung gerakan ini adalah bagian dari kelompok yang mendukung aksi kekerasan.
Untuk mengembalikan situasi dan memberikan keamanan pada masyarakat Papua, pemerintah sudah mengirim 154 personel dari TNI dan Polri. Kendati demikian, para aparat keamanan diminta tetap bertindak profesional dan tidak terpancing.
Adapun pembangunan infrastruktur akan tetap berjalan. Upaya memeratakan pembangunan yang dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak akan terganggu dengan serangan-serangan ini sebab infrastruktur dan keterbukaan dari isolasi dinilai sebagai kebutuhan masyarakat Papua secara umum.
Oleh karenanya, pembangunan di daerah-daerah yang dinilai tidak aman akan dikawal. Perusahaan-perusahaan maupun BUMN yang mengerjakan pembangunan infrastruktur di wilayah rawan perlu berkoordinasi dengan aparat keamanan.
Sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenjata yang dipimpin Egianus Kogoya menyerang sejumlah karyawan PT Istaka Karya, Minggu (3/12/2018). Sejumlah pekerja meninggal dalam insiden ini, beberapa orang lainnya luka-luka, dan dua orang masih belum diketahui nasibnya.
Selain itu, sekitar 40 anggota kelompok tersebut juga menyerang pos pengamanan TNI di Distrik Mbua, Senin (4/12/2018) sore. Akibat penyerangan ini, seorang tentara meninggal dan seorang lainnya luka-luka.