JAYAPURA, KOMPAS — Tim gabungan TNI dan Polri pada Kamis (6/12/2018) untuk sementara menghentikan upaya evakuasi jenazah para pekerja PT Istaka Karya dari Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Papua. Hal ini disebabkan cuaca buruk yang menghambat proses evakuasi dengan helikopter.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal, saat dihubungi dari Jayapura, Kamis sore, mengatakan, tim gabungan TNI-Polri sejauh ini telah menemukan 16 jenazah pekerja PT Istaka Karya di lereng Bukit Kabo di Distrik Yigi. Jenazah tersebut merupakan korban pembunuhan oleh kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya pada 2 Desember lalu.
Jenazah kemudian dibawa ke Distrik Yall, yang berbatasan dengan Yigi, dan selanjutnya dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika, dengan helikopter. Sembilan jenazah dievakuasi ke Timika pada Kamis pagi.
”Masih terdapat tujuh jenazah di Distrik Yall. Sebenarnya helikopter akan mendarat di lapangan terbang di Yall pada pukul 11.30 WIT. Namun, upaya ini tak bisa dilanjutkan karena cuaca yang berkabut,” tutur Ahmad.
Ia menyebutkan, tim gabungan masih terlibat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya itu saat proses evakuasi jenazah para pekerja.
”Selain adanya gangguan dari kelompok tersebut, tim juga menghadapi kendala medan yang sulit. Lokasi ditemukannya jenazah berada di atas ketinggian 10.000 kaki dan kondisi jalannya sangat terjal,” ucap Ahmad.
Ia menambahkan, tim gabungan telah menyiapkan beberapa helikopter untuk menuntaskan proses evakuasi semua jenazah korban di Distrik Yall. ”Kami akan menyisir sejumlah lokasi yang berdekatan dengan Bukit Kabo untuk mengecek apakah masih terdapat pekerja PT Istaka Karya di sana,” katanya.
Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel (Inf) Muhammad Aidi memaparkan, total 20 orang telah dievakuasi dari Distrik Mbua dan Distrik Yigi ke Distrik Yall untuk selanjutnya dievakuasi ke Timika.
”Mereka terdiri dari pekerja PT Istaka Karya dan tukang bangunan yang bekerja di Distrik Mbua serta Distrik Yigi. Sebagian besar telah dievakuasi dari Yall,” ujar Aidi.
Sementara itu, General Manager PT Pertamina MOR VIII Maluku-Papua Iin Febrian mengatakan, pihaknya menghentikan sementara penyaluran BBM ke Kabupaten Nduga sejak tiga hari terakhir. Pengiriman BBM jenis premium dan solar ke Kenyam, ibu kota Nduga, sekitar 30 kiloliter per bulan.
”Kami akan kembali mendistribusikan BBM setelah kondisi di Nduga kondusif,” kata Iin.