TEGAL, KOMPAS — Menjadi salah satu perusahaan teh besar di Tegal, bahkan Indonesia, Tong Tji terus beradaptasi dengan zaman. Pemanfaatan teknologi dan kualitas yang terjaga meningkatkan tingkat loyalitas pelanggan. Itulah yang terus dilakukan PT Tong Tji Indonesia, yang baru saja memasuki usia 80 tahun.
Direktur Utama Tong Tji, yang merupakan generasi ketiga, Tatang Budiono, di Tegal, Jawa Tengah, Kamis (6/12/2018), mengatakan, salah satu kunci perkembangan usahanya adalah menawarkan kualitas, bukan asal murah. Sebab, sesuatu yang berkualitas dan disukai akan terus dicari pelanggan.
Tatang, yang memegang perusahaan sejak 1977 hingga sekarang, meyakini, apabila pelanggan sudah menyukai produknya, maka akan muncul loyalitas.
”Kalau hanya mengandalkan murah, nanti saat ada yang lebih murah, maka kalah. Selain itu, jangan dilupakan, sekarang teknologi amat berperan,” ujar Tatang.
Pada Rabu (5/12/2018) malam, di Tegal, Tong Tji merayakan ulang tahun ke-80. Bersamaan dengan itu, diluncurkan buku Tatang Teh yang ditulis Triyanto Triwikromo. Buku itu berkisah tentang Tatang yang tidak kenal lelah dan berjuang menolak keruntuhan perusahaan melalui ide-ide yang inovatif.
Tatang mengatakan, pencapaian Tong Tji saat ini didapat secara bertahap. ”Kami bekerja keras sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan tenaga. Saat sudah masuk ke satu pasar, maka terus dipupuk dan dikembangkan. Itu yang terus kami lakukan hingga sekarang," katanya.
Kunci lainnya adalah pelibatan ketiga anaknya dalam perusahaan setelah semua lulus kuliah. Menurut dia, kehadiran keempat anaknya membuat pengembangan perusahaan lebih cepat. Itu antara lain karena anak-anaknya, sebagai generasi muda, lebih memahami teknologi dan keinginan pasar di era kekinian.
Salah satu pengembangan yang dilakukan adalah Tea House, yang merupakan restoran milik Tong Tji yang kini dapat ditemukan di sejumlah pusat perbelanjaan di Indonesia. Hingga kini, Tong Tji memiliki 180 restoran dan lebih dari 500 gerai es teh. Adapun jumlah karyawan sekitar 5.000 orang.
Thomas Tjahajanto, putra sulung Tatang, yang terlibat di perusahaan sejak 2006, mengatakan, saat ini Tong Tji tengah membangun pabrik pengemasan di Kota Tegal. Pihaknya pun bertekad terus menyajikan produk yang higienis dan berkualitas serta terus mengembangkan jaringan distribusi di Indonesia.
Menurut Thomas, misi perusahaannya adalah menjadikan industri teh membawa dampak positif bagi semua pihak terlibat, mulai dari hulu hingga hilir. ”Dengan terus dikembangkannya jaringan distribusi hingga seluruh penjuru Indonesia, kami berharap semua warga Indonesia dapat menikmati teh Tong Tji,” katanya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, apa yang dilakukan Tong Tji, dengan diversifikasi produk, merupakan cara kreatif berbisnis. ”Cara seperti ini adaptif dengan zaman. Lewat inovasi dan kreativitas seperti ini, industri kreatif akan terus bertahan,” ucap Ganjar.
Dia menambahkan, yang terpenting adalah industri teh bukan semata urusan ekonomi atau mencari uang, melainkan juga relasi sosial. Dengan demikian, kesejahteraan bersama, dari seluruh pihak yang terlibat, dapat dicapai.