Presiden Hadiri Milad 1 Abad Mu\'allimin-Mu\'allimaat Muhammadiyah
Oleh
Haris Firdaus
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS -- Presiden Joko Widodo menghadiri peringatan milad 1 abad Madrasah Mu\'allimin dan Mu\'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (6/12/2018), di Yogyakarta. Dalam acara itu, Presiden mengajak semua pihak untuk menjaga persatuan dan persaudaraan meski berbeda pilihan politik.
"Aset terbesar bangsa ini adalah persatuan. Aset terbesar bangsa kita ini adalah kerukunan," kata Presiden saat berpidato dalam acara yang digelar di gedung Madrasah Mu\'allimin Muhammadiyah Yogyakarta di daerah Wirobrajan, Kota Yogyakarta.
Dalam acara itu, juga hadir sejumlah pejabat dan tokoh, misalnya Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif, Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini dan sebagainya.
Presiden mengingatkan, Indonesia merupakan negara besar yang terdiri dari 714 suku dengan lebih dari 1.100 bahasa daerah. "Selalu saya sampaikan, Indonesia adalah negara besar. Penduduk kita sekarang sudah 260 juta. Kita diberi anugerah perbedaan, beda suku, beda agama, beda adat, beda tradisi, beda bahasa daerah," ujar Presiden.
Presiden menyatakan, perbedaan pilihan politik dalam pemilihan presiden, pemilihan gubernur, dan pemilihan bupati/walikota jangan sampai memecah-belah persatuan dan kerukunan masyarakat. "Jangan sampai karena perbedaan-perbedaan pilihan politik, baik itu pilihan bupati dan walikota, pilihan gubernur, pilihan presiden, kita menjadi tidak rukun lagi, kita menjadi tidak seperti saudara lagi," tutur Presiden.
Momen bersejarah
Madrasah Mu\'allimin dan Mu\'allimaat merupakan sekolah keagamaan milik organisasi keagamaan Muhammadiyah. Dua madrasah itu didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan, yang juga merupakan pendiri Muhammadiyah, pada tahun 1918.
Direktur Madrasah Mu\'allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Aly Aulia, mengatakan, kehadiran Presiden Joko Widodo itu menjadi momen yang bersejarah. Hal ini karena Presiden Joko Widodo merupakan presiden pertama yang datang ke kampus Madrasah Mu\'allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Aly menambahkan, pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, Madrasah Mu\'allimin Muhammadiyah pernah dikunjungi sejumlah tokoh nasional, misalnya Mohammad Hatta dan Sultan Hamengku Buwono IX.
Aly memaparkan, kehadiran Presiden Joko Widodo sama sekali tidak berkait dengan politik praktis atau kegiatan kampanye. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo saat ini juga merupakan calon presiden yang akan maju dalam Pemilu 2019. "Dalam konteks ini, Pak Jokowi kita posisikan sebagai Presiden, bukan sebagai calon presiden. Ini yang harus sama-sama kita pahami," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Menurut Aly, kehadiran Presiden Joko Widodo merupakan bentuk apresiasi seorang kepala negara dan kepala pemerintahan kepada dua madrasah milik Muhammadiyah yang telah berhasil mencapai usia 1 abad dan tetap eksis sampai sekarang. "Kami berharap, kehadiran Bapak Presiden ini ke depannya akan dapat berkontribusi secara positif bagi pengembangan Mu\'allimin dan Mu\'allimaat dalam memasuki dan menapaki abad keduanya," tutur dia.