JAKARTA, KOMPAS — Pencari kerja pemula sering melakukan berbagai kesalahan kecil, tetapi berdampak besar dalam proses pencarian kerja. Salah satunya, tidak meriset latar belakang perusahaan yang menjadi tujuan lamaran kerja.
Direktur Urusan dan Kebijakan Pemerintah General Electric (GE) Indonesia Donna Murdijanto Priadi, dalam diskusi ”How to Prepare for an Impressive Interview for Your Internship Application” yang diselenggarakan Atamerica, mengatakan, kesalahan tersebut masih ditemukan pada saat pencari kerja masuk ke tahap wawancara.
”Sebagai pencari kerja, kami tahu kandidat siapa yang tidak melakukan riset,” kata Donna di Jakarta, Kamis (6/12/2018). Adapun GE adalah sebuah perusahaan multinasional di bidang teknologi asal Amerika Serikat yang berdiri pada 1892. Perusahaan tersebut beroperasi di Indonesia lebih dari 70 tahun.
Menurut Donna, pencari kerja perlu mengetahui sejarah, perjalanan, dan pesaing dari perusahaan yang menjadi tujuan pelamar. Dari situ terlihat, pencari kerja antusias untuk bergabung dengan perusahaan tersebut.
Selain tidak meriset perusahaan, pencari kerja juga kerap lupa untuk mempersiapkan jawaban atas pertanyaan yang mungkin ditanyakan pewawancara. Kebiasaan tersebut membuat pencari kerja lebih gugup dan memberikan jawaban yang tidak tepat.
Diskusi tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang diselenggarakan Kedutaan Besar AS untuk membantu generasi muda dalam mencari pekerjaan di era digital.
Staf Kedutaan Besar AS untuk Indonesia yang bekerja sebagai English Language Fellow di Universitas Indonesia, Rebekah Williamson, menambahkan, pencari kerja juga harus memberikan pertanyaan ketika diberikan kesempatan dalam wawancara.
”Bisa ditanyakan berbagai hal yang mengejutkan, misalnya tujuan bisnis perusahaan pada akhir tahun,” ucap Rebekah.
Pencari kerja perlu mengetahui sejarah, perjalanan, dan pesaing dari perusahaan yang menjadi tujuan pelamar. Dari situ terlihat, pencari kerja antusias untuk bergabung dengan perusahaan tersebut.
Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN Mochtan mengatakan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia (human capital) merupakan tujuan negara anggota ASEAN untuk mewujudkan masyarakat yang mampu beradaptasi dengan revolusi industri 4.0 dan ekonomi 5G.
Dengan perkembangan teknologi dan digital yang begitu signifikan, sejumlah pekerjaan terancam untuk tidak lagi relevan. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi pencari kerja sangat vital untuk dilakukan.
”Kemampuan teknis pencari kerja penting untuk ditingkatkan sehingga kerja sama dengan industri penting,” ujarnya. Keterlibatan industri dalam menyosialisasikan hal yang dicari dari calon pekerja akan membuat pasar tenaga kerja lebih responsif.