Cendekiawan muslim berperan penting mencegah publik terbelah karena berbeda pilihan dalam pesta demokrasi. ICMI menekankan pentingnya kerukunan dalam perjuangan bangsa untuk jangka panjang.
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS - menguatnya politik identitas dalam Pemilu 2019 membutuhkan perhatian serius seluruh anak bangsa. Presiden Joko Widodo meminta cendekiawan muslim turut memberikan pencerahan pada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kerukunan dan persaudaraan dalam kebinekaan.
Presiden Jokowi menyampaikan ini usai membuka Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Tahun 2018 di Universitas Bandar Lampung, Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Kamis (6/12/2018) malam.
"Saya kira ICMI memiliki peran yang sangat sentral di bidang politik menjelang 2019, yakni dengan memberikan pencerahan terutama kepada masyarakat mengenai pentingnya kerukunan, persatuan, persaudaraan," kata Kepala Negara. Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno serta Menteri Pendidikan, Kebudayaan Muhadjir Effendy, dan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo.
"Saya berharap organisasi kemasyarakatan seperti ICMI kami harapkan mengambil peran, menjelaskan secara gamblang kepada masyarakat bahwa persaudaraan itu sangat penting dijaga," ujar Presiden Jokowi.
Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil konsensus bersama warga bangsa yang berasal dari beragam suku, ras, agama, adat istiadat, bahkan bahasa.
Dalam sambutannya, Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie menyampaikan pentingnya masyarakat hidup rukun dan bersatu. Jimly menyampaikan harapan ICMI agar bangsa Indonesia bisa melewati ujian demokrasi elektoral di tahun 2019.
"Urusan pemilu memang penting dan sangat menentukan perjalanan bangsa jangka panjang. Tapi, urusan lima tahunan ini jangan pula menyebabkan visi-misi perjuangan panjang kita sebagai bangsa menjadi terbengkalai hanya karena perbedaan pilihan politik sesaat," katanya.
Pengembangan SDM
Sebelumnya dalam peringatan Milad Satu Abad Madrasah Mu’allimin-Mu’allimaat Muhammadiyah di Yogyakarta, Presiden Jokowi menyatakan, mulai tahun depan, pemerintah akan fokus dalam pembangunan sumber daya manusia. “Mulai tahun depan, strategi pembangunan kita akan kita geser, yaitu bergeser pada pembangunan sumber daya manusia (SDM), yang tentu saja ini akan dilakukan secara besar-besaran,” ungkapnya dalam acara yang dihadiri Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir, dan Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini.
Presiden juga mengunjungi Universitas Aisyiyah Yogyakarta di Kabupaten Sleman, DIY. Presiden menyatakan, setiap institusi pendidikan, meskipun memiliki perhatian yang berbeda-beda, dapat menjadi fondasi pengembangan SDM Indonesia.