Badung, Kompas - Demokrasi yang inklusif, yaitu yang dapat diakses dan dinikmati semua pihak, akan menghasilkan kesejahteraan. Guna mewujudkan hal itu, dibutuhkan partisipasi berbagai pihak, seperti swasta, perempuan, dan anak muda.
“Demokrasi harus membawa kesejahteraan bagi semua orang,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi dalam pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-11 di Bali, Kamis (6/12/2018),
BDF diselenggarakan sebagai forum tahunan sejak 2008. Tahun ini merupakan tahun ke-11 penyelenggaraan BDF. Retno menyebutkan, BDF ke-11 adalah tahun pertama dari dekade kedua pelaksanaan forum global itu.
BDF 2018 diikuti delegasi dari 92 negara. Tujuh organisasi internasional, di antaranya, European Union, ASEAN, International Committee of the Red Cross, dan International Institute for Democracy and Electoral Assistance, juga menghadiri forum ini. BDF, kata Retno, menjadi forum bagi negara-negara peserta untuk saling belajar dan bertukar pengalaman.
Mantan Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda mengatakan, demokrasi menghadapi tantangan, di antaranya, berupa penurunan yang terjadi di negara demokrasi tua dan negara demokrasi maju. Hal ini, antara lain disebabkan karena demokrasi yang tidak inklusi dan belum membawa kesejahteraan bagi masyarakat. “BDF menjadi forum penting untuk menjawab tantangan mengapa demokrasi menurun,” kata Wirajuda.
Menurut Retno, tidak ada negara demokrasi yang tidak rentan dengan kemunduran. “Untuk itu, perlu saling belajar dan membangun kolaboriasi kuat di antara negara demokrasi,” ujarnya.
Inti dari kesuksesan demokrasi, menurut Retno, adalah demokrasi yang inklusif yang dapat diakses dan dinikmati semua pihak tanpa membeda-bedakan kondisi sosial mereka.
Dalam BDF, Retno melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak, antara lain dengan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne.
Seusai bertemu Retno, Payne menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan BDF. Dia juga menyatakan rasa duka dan bela sungkawa terhadap korban dan keluarga korban penembakan di Nduga, Papua. Payne berharap ada investigasi terhadap kejadian yang dinilainya tragedi kemanusiaan itu.
Pararel
Dalam rangkaian BDF kali ini, digelar pula Bali Civil Society and Media Forum (BCSMF) dan Bali Democracy Student Conference (BDSC).
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Nurul Faridah mengatakan, penyelenggaraan BDSC yang satu rangkaian dengan BDF, memberikan peluang dan pengalaman bagi generasi muda untuk memahami demokrasi dan bergaul secara internasional.
Adapun Le Huyen Tiang, mahasiswi dari Diplomatic Academy of Vietnam, menambahkan, pelibatan generasi muda dalam forum ini memberikan pengetahuan tentang pentingnya peranan generasi muda dalam demokrasi.