Hubungan China-AS Bisa Memburuk
Penangkapan Direktur Keuangan Huawei Technologies Co Ltd Meng Wanzhou di Kanada dikhawatirkan memperburuk prospek negosiasi perdagangan China-Amerika Serikat. AS meminta Wanzhou diekstradisi sesegera mungkin.
BEIJING, KAMIS Mayoritas pasar saham di Asia anjlok pada perdagangan Kamis (6/12/2018), disusul turunnya perdagangan saham di pasar-pasar saham utama di daratan Eropa.
Di tengah permintaan Kedubes China di Kanada agar otoritas Kanada membebaskan Meng Wanzhou, pejabat teras eksekutif yang juga anak perempuan pendiri dan CEO perusahaan China, Huawei Technologies Co Ltd, Beijing berupaya menetralkan ketidakpastian dan kekhawatiran atas kelanjutan negosiasi perdagangan dengan Washington lewat pernyataan optimistis.
Indeks MSCI Asia Pacific turun hampir 1 persen, disusul Indeks STOXX Europe 600 yang merosot lebih dari 2 persen ke level terendahnya sejak Desember 2016. Indeks saham Hong Kong turun 2,5 persen, Shanghai melemah 1,68 persen, bersama Indeks saham Nikkei 225 di Tokyo yang turun 1,91 persen dan Indeks Strait Times di Singapura yang melemah 1,28 persen.
Sejumlah analis pasar menilai, penangkapan Wanzhou dapat menciptakan situasi kembalinya ketegangan China-Amerika. Mata uang yuan pun turun, yang tercatat sebagai penurunan tajam terdalam sejak Oktober lalu.
Jubir Departemen Kehakiman Kanada mengatakan, Rabu (5/12) malam, Wanzhou ditangkap otoritas Kanada pada 1 Desember saat transit dalam transfer penerbangan di Kanada. Penangkapan itu dilakukan atas permintaan AS. Belum diumumkan secara jelas alasan penangkapan, tetapi kabarnya terkait sanksi AS pada Iran. Wanzhou akan mulai menjalani persidangan Jumat ini.
Huawei Technologies Co Ltd adalah pemasok global terbesar perangkat jaringan yang digunakan perusahaan telepon dan internet. Perusahaan itu telah menjadi target AS dan negara- negara Barat karena dicurigai memiliki keterkaitan dengan Pemerintah China dan bisa dimanfaatkan Beijing untuk melakukan aktivitas mata-mata.
Di bawah Donald Trump dan pendahulunya, Barack Obama, Washington telah menekan negara-negara Eropa dan sekutu lainnya untuk membatasi penggunaan teknologi perusahaan itu. AS menilai, selain bisa jadi instrumen mata-mata, Huawei dan pemasok teknologi China yang lebih kecil lainnya juga bisa jadi pesaing secara komersial bagi AS. Pemerintahan Trump mengatakan, perusahaan seperti Huawei mendapat manfaat dari subsidi yang tidak tepat dan telah menimbulkan hambatan pasar.
Huawei berulang kali menegaskan, Beijing tidak memiliki pengaruh pada perusahaannya.
Ekstradisi Wanzhou
Otoritas Kanada menyatakan, Wanzhou menghadapi kemungkinan ekstradisi ke AS. Mengutip sumber penegak hukum, koran Globe and Mail mengungkapkan, Wanzhou dituduh mencoba menghindari sanksi pembatasan perdagangan dengan Iran yang diterapkan AS.
Waktu penangkapan Wanzhou di Vancouver, yakni Sabtu (1/12), bersamaan pertemuan Presiden China Xi Jinping dengan Trump di sela-sela KTT G-20 di Buenos Aires, Argentina. Hasil pertemuan kedua pemimpin itu, yang diklaim sebagai kesepakatan oleh Trump, kontras dengan berita penangkapan Wanzhou.
Terkait penangkapan itu, Pemerintah China menyatakan, Wanzhou tidak melanggar hukum AS atau Kanada. Beijing menuntut Pemerintah Kanada ”segera memperbaiki kesalahan” dan membebaskan Wanzhou. Menurut Jubir Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, permintaan Pemerintah China telah disampaikan kepada Pemerintah AS dan Kanada.
Beijing juga menuntut penjelasan tentang alasan penangkapan Wanzhou. Menurut Geng, penangkapan tanpa penjelasan soal tuduhan atas diri Wanzhou adalah tindakan pelanggaran HAM.
Kementerian Perdagangan China menyatakan, Beijing berusaha mencegah agar kasus itu tidak mengganggu proses negosiasi perdagangan dengan Washington. Jubir Kementerian Perdagangan China, Gao Feng, mengatakan, China akan segera melaksanakan kesepakatan mereka dan yakin dapat mencapai kesepakatan perdagangan selama 90 hari yang ditetapkan.
Media The Wall Street Journal melaporkan, tahun ini, otoritas AS sedang menyelidiki apakah Huawei melanggar sanksi terhadap Iran. Pemerintah China mengajukan banding ke Washington untuk menghindari langkah apa pun yang dapat merusak kepercayaan bisnis mereka.
”AS sedang meningkatkan perlawanan China dalam segala hal,” kata Zhu Feng, seorang pakar hubungan internasional di Universitas Nanjing, China. Menjadikan Huawei, salah satu perusahaan China paling sukses, sebagai target, kata Zhu, ”akan memicu sentimen anti-AS di China”. ”Insiden itu bisa menjadi titik puncaknya,” katanya.
(AP/AFP/REUTERS/BEN)