Jembatan Penyeberangan Multifungsi Perlu Disimulasi Lagi
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jembatan Penyeberangan Multiguna Tanah Abang masih perlu banyak pembenahan sebelum dioperasikan. Bersamaan dengan simulasi arus pejalan kaki, pedagang kaki lima dijadwalkan mulai naik dan berjualan di jembatan ini pada Senin (10/12/2018).
Dari pantauan Kompas, Jumat (7/12/2018), tembok pemisah antara Stasiun Tanah Abang dan area jembatan penyeberangan multiguna (JPM) sudah dibuka. Hanya saja, jalan penghubung belum dilengkapi ubin kuning untuk warga tunanetra. Sebagian penumpang kereta mulai menggunakan JPM menuju pasar.
Namun, kebanyakan pejalan kaki yang menggunakan JPM masih bingung harus melangkah ke arah mana kalau hendak ke Blok F atau Blok G karena rambu petunjuk minim. Banyak pengguna JPM yang bertanya kepada sekuriti atau petugas pembersih JPM.
”Letak tanda-tanda itu memang harus diubah. Penanda harus diletakkan lebih dekat ke ramp (jalan penghubung stasiun dan JPM) supaya penumpang jelas hendak lewat mana. Sekarang masih agak ke dalam,” kata Yoory C Pinontoan, Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya.
Ia menambahkan, sesuai dengan kesepakatan pihak PD Pembangunan Sarana Jaya, PT Kereta Api Indonesia, dan Ombudsman RI saat peninjauan bersama pada 30 November, disebutkan bahwa JPM bisa mulai difungsikan pada Jumat ini.
Adapun 13 gerbang pemindai tiket kereta komuter sudah disiapkan untuk dipindah lebih maju sekitar 7 meter ke arah loket tiket.
Teguh P Nugroho, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya, mengatakan, masih banyak pembenahan yang mesti dilakukan sebelum peresmian JPM. Tanda-tanda di JPM dan stasiun harus diperbanyak dan diletakkan di tempat yang mudah terlihat oleh pengguna JPM.
Penumpang disabilitas juga harus dimudahkan dengan penanda untuk disabilitas di JPM. Saat ini, penanda itu belum ada. Ombudsman juga menyarankan PD Sarana Jaya agar melengkapi JPM dan trotoar bawah di halte dengan kursi untuk mengakomodasi penduduk lansia yang butuh istirahat.
”Jumlah toilet di JPM juga masih kurang,” kata Teguh.
Pedagang kaki lima (PKL) yang sudah mendapat tempat sesuai undian diperbolehkan bersiap-siap pada Sabtu dan Minggu. Harapannya, paling lambat Senin depan PKL bisa naik ke JPM dan berjualan.
Simulasi
Saat dibuka pada Jumat pagi, PD Sarana Jaya dan PT KAI juga melakukan simulasi arus penumpang dan pejalan kaki selama jam sibuk. ”Simulasi ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pengoperasian JPM. Apa saja yang harus dibenahi,” ujar Yoory.
Menurut Yoory, simulasi itu akan dilakukan hingga sepekan ke depan, sampai yakin betul sebelum jembatan diresmikan.
Irwandi, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, menambahkan, selama uji coba pada Jumat pagi, diketahui 60-70 persen pejalan kaki mengarah ke Blok F dan Blok G. Saat sudah beroperasi penuh, masyarakat juga akan dilayani dengan JakLingko.
Teguh menyebutkan, begitu PKL mengisi JPM, Ombudsman menyarankan agar dilakukan simulasi. Tujuannya, agar arus penumpang, keamanan, dan aspek lain bisa dicermati lagi.
”Jadi, akan ada perbandingan arus penumpang saat jam sibuk pagi dan sore serta saat tidak jam sibuk. Juga perbandingan saat sudah ada pedagang dan sebelum pedagang mengisi kios. Apalagi gate kereta akan digeser maju pada hari Minggu,” tutur Teguh.
Pengamanan
Untuk pengamanan, kata Teguh, PT KAI dan PD Sarana Jaya harus cermat menempatkan petugas supaya JPM atau jalan penghubung tidak menjadi titik kumpul copet yang membuat pengunjung enggan melewati JPM.
Yoory menjelaskan, selain 21 petugas keamanan, ada 26 titik kamera pengawas (CCTV) yang dipasang. CCTV itu dikontrol di ruang pengawas di area stasiun.
Adapun untuk memudahkan pergerakan orang, di ujung jalan penghubung menuju arah Jatibaru Bengkel, PD Sarana Jaya akan membangun halte bus transjakarta. Dengan demikian, begitu turun, penumpang bisa langsung menggunakan bus.